Tiongkok Berlakukan Tarif Impor Gandum, Australia Janji Tak Akan Membalas

Secara terpisah Menteri Perdagangan Simon Birmingham menyatakan sangat kecewa dengan keputusan China dan pilihan untuk membawa permasalahan ini ke WTO tetap terbuka.
"Australia tak percaya bahwa keputusan China ini dapat dibenarkan atau dipertahankan sesuai dengan praktik anti-dumping," katanya.
Senator Birmingham mengatakan, keputusan itu bukan hanya memukul petani Australia tapi juga konsumen dan pabrik di China yang kini harus membeli gandum dengan harga lebih mahal dan kualitas lebih rendah.
Mungkin akan dibawa ke WTO
Ketua Asosiasi Petani Biji-bijian Brett Hosking mengatakan, Australia kemungkinan akan membawa permasalahan ini ke WTO.

"Tidak dijamin (akan berlanjut ke WTO), tapi kami ingin menyelesaikan masalah ini dengan China," kata Hosking.
Ia melihat permasalahan ini lebih sebagai situasi kesalahpahaman diplomatik daripada tindakan perdagangan murni.
"Petani gandum kami tidak melakukan kesalahan apa-apa. Mereka merupakan petani yang paling sedikit mendapatkan subsidi di dunia," ujarnya.
Ancaman China untuk menerapkan tarif 80 persen pada impor gandum Australia mulai diberlakukan hari Selasa (19/05), disebut-sebut sebagai balasan terhadap upaya Australia mendorong penyelidikan COVID-19
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Liburan Wu-Yi
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dampak Perang Dagang, Komisi XII Dorong Impor Gas untuk Pasok Kebutuhan Energi Nasional
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas