Tiongkok Mempertimbangkan Program Inseminasi Buatan Bagi Perempuan Lajang

Tiongkok Mempertimbangkan Program Inseminasi Buatan Bagi Perempuan Lajang
Layanan IVF bagi perempuan lajang masih dilarang di China namun kebijakan bisa berubah dalam waktu dekat. (Reuters: Aly Song)

Komisi Kesehatan Nasional di Tiongkok (NHC) tidak memberikan tanggapan ketika diminta memberi komentar mengenai dibukanya akses IVF tersebut.

Sebelumnya mereka mengakui jika banyak perempuan muda di Tiongkok menunda rencana menikah atau memiliki anak karena tingginya biaya pendidikan.

Ini akibatnya membuat jumlah pernikahan di Tiongkok juga menurunnya karena tingginya biaya untuk mengasuh anak sampai dewasa.

Kantor cabang NHC di Sichuan tidak menjawab pertanyaan dari Reuters apakah layanan IVF ini akan diberikan kepada semua perempuan di rumah sakit pemerintah.

Ketika mengumumkan perubahan bulan Februari lalu, NHC Sichuan mengatakan tujuan mereka adalah "mempromosikan perkembangan penduduk yang berimbang dan jangka panjang".

Kota Shanghai dan provinsi Guangdong juga sudah mengizinkan perempuan yang tidak menikah untuk mendaftarkan anak mereka secara resmi, namun layanan IVF bagi perempuan lajang tetap dilarang.

Permintaan besar yang belum dilayani

Lyppens mengatakan banyak klinik IVF di Tiongkok sudah dalam kapasitas penuh sebelum pandemi COVID-19 dan situasi ini akan sama saat Tiongkok mencabut seluruh aturan COVID-19.

Tidak ada data mengenai jumlah pasien yang tidak bisa dilayani sekarang ini, tapi beberapa perempuan mengatakan harus menunggu giliran selama beberapa jam.

Khawatir dengan menurunnya jumlah penduduk di Tiongkok, pemerintah Tiongkok punya usulan agar perempuan lajang mendapatkan akses untuk program inseminasi buatan dan pembekuan indung telur

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News