Tiongkok Mempertimbangkan Program Inseminasi Buatan Bagi Perempuan Lajang

Tiongkok Mempertimbangkan Program Inseminasi Buatan Bagi Perempuan Lajang
Layanan IVF bagi perempuan lajang masih dilarang di China namun kebijakan bisa berubah dalam waktu dekat. (Reuters: Aly Song)

Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun terakhir, pemerintah Tiongkok khawatir dengan menurunnya jumlah penduduk.

Karena itu muncul usulan agar perempuan yang masih lajang atau tidak menikah mendapatkan akses untuk mendapat program IVF dan pembekuan indung telur.

Para pejabat di Tiongkok sejauh ini belum memberikan komentar mengenai rekomendasi dari beberapa staf ahli pemerintah tersebut.

Investor melihat peluang

Membuka program inseminasi buatan secara nasional artinya akan menambah permintaan untuk mendapat perawat fertilitas.

Beberapa investor sudah meliriknya sebagai kesempatan untuk berkembang.

"Bila Tiongkok mengubah kebijakan dengan mengizinkan perempuan lajang memiliki anak, ini akan meningkatkan permintaan akan inseminasi buatan," kata Yve Lyppens, direktur pengembangan bisnis kawasan Asia Pasifik INVO Bioscience.

Perusahaan ini sedang menunggu persetujuan dari pemerintah Tiongkok untuk meluncurkan teknologi IVF setelah menandatangani persetujuan kerja sama dengan Onesky Holdings yang berbasis di Guangzhou tahun lalu.

"Namun bila ada peningkatan permintaan dalam seketika, Tiongkok akan memiliki persoalan yang lebih besar dalam penyediaan teknologi."

Khawatir dengan menurunnya jumlah penduduk di Tiongkok, pemerintah Tiongkok punya usulan agar perempuan lajang mendapatkan akses untuk program inseminasi buatan dan pembekuan indung telur

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News