Tiongkok Panen Dolar di Tengah Pandemi, Amerika Serikat Tak Mampu Menandingi

Tiongkok Panen Dolar di Tengah Pandemi, Amerika Serikat Tak Mampu Menandingi
Amerika Serikat kembali memperketat peraturan pedoman pemberian visa bagi para wartawan dari Tiongkok. Perubahan aturan itu muncul di tengah ketegangan antara kedua negara. Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Laporan terbaru Forbes mengungkapkan bahwa perusahaan asing terus berinvestasi di Tiongkok, meski negara tersebut tidak luput dari pandemi COVID-19.

Artikel yang dirilis pada Minggu (24/1) tersebut mengutip data terbaru Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) yang menyebutkan bahwa Tiongkok menjadi penerima arus investasi terbesar di dunia pada 2020.

Menurut Forbes, perusahaan-perusahaan Barat terus mencurahkan sumber daya mereka ke perekonomian yang berkembang pesat tersebut.

Artikel tersebut secara spesifik menyebut Tesla yang tengah meningkatkan kapasitas produksinya dengan megafactory di Tiongkok.

Selain itu, ada raksasa minuman soda PepsiCO Inc. yang pada tahun lalu menggelontorkan USD 705 juta (Rp 9,9 triliun) untuk membeli salah satu merek makanan ringan Tiongkok.

"Perusahaan AS dan asing lainnya akan terus berinvestasi di Tiongkok karena negara tersebut masih menjadi salah satu perekonomian paling tangguh selama pandemi global dan lantaran potensi pertumbuhan di masa depan masih lebih kuat dibandingkan kebanyakan perekonomian besar lainnya," kata Adam Lysenko, analis Rhodium Group, dalam artikel tersebut.

Meski Tiongkok menerapkan langkah karantina wilayah (lockdown) ketat berskala besar pada awal 2020, sektor manufaktur mereka terus ditingkatkan.

Hasilnya, negara itu menjadi satu-satunya perekonomian besar yang melaporkan pertumbuhan ekonomi pada 2020."

Data terbaru dari PBB menunjukkan bahwa performa ekonomi Amerika Serikat tak bisa menandingi Tiongkok selama masa pandemi

Sumber Xinhua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News