Tiongkok Protes Norwegia
Buntut Aktivis yang Dianugerahi Nobel
Selasa, 12 Oktober 2010 – 12:51 WIB
Biasanya, Tiongkok mengolah ikan salmon mentah dari Norwegia itu untuk kembali diekspor. Negara yang menjadi tujuan ekspor utamanya adalah Jepang. Pembatalan pertemuan tingkat menteri itu, konon juga berdampak buruk bagi sejumlah perusahaan Norwegia yang berada di Tiongkok. Perusahaan-perusahaan itu khawatir jika Tiongkok sampai nekat memutuskan hubungan perekonomian dengan Norwegia. Apalagi, saat ini, Tiongkok dan Norwegia tengah membahas akta perdagangan bebas.
Namun, Tiongkok tidak hanya mengekspresikan kemarahannya kepada Norwegia. Beberapa negara Eropa yang lain pun kena dampaknya. Kemarin, pemerintahan HU melarang beberapa diplomat Eropa yang berniat menjenguk Liu Xia, istri Liu. Sejak Liu dinobatkan sebagai nobelis perdamaian Jumat lalu, Tiongkok menetapkan Liu Xia sebagai tahanan rumah. Selain dilarang keluar rumah, perempuan 51 tahun itu juga tidak diperkenankan menelepon.
"Saya hanya ingin menyampaikan secara langsung kepada Liu Xia, surat resmi dari Komisi Eropa yang berisi ucapan selamat atas penobatan suaminya sebagai peraih Nobel Perdamaian 2010," kata Simon Sharpe, ketua urusan politik delegasi Uni Eropa (UE) di Tiongkok, seperti dilansir Associated Press. Begitu dia dan rombongannya tiba di kompleks apartemen Liu Xia di Beijing, tiga pengawal berpakaian preman melarang mereka masuk. Dia pun gagal menyampaikan surat dari Komisi Eropa itu kepada Liu Xia.
Bersamaan dengan itu, polisi Hongkong menangkap seorang aktivis demokrasi yang menggelar protes bersama sekitar 20 aktivis lainnya di halaman Kantor Perwakilan Tiongkok. Perempuan 22 tahun itu ditangkap setelah menciprati seorang petugas keamanan dengan champagne. Tapi, aktivis demokrasi itu lantas dibebaskan dengan uang tebusan sebesar 500 dolar Hongkong atau sekitar Rp 574 ribu kemarin. Dalam aksi itu, para aktivis menuntut pembebasan Liu.
BEIJING - Keputusan Komite Nobel Norwegia menganugerahkan Nobel Perdamaian 2010 kepada aktivis Tiongkok Liu Xiaobo Jumat lalu (8/10), memantik kontroversi.
BERITA TERKAIT
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel