Tiongkok Protes Norwegia
Buntut Aktivis yang Dianugerahi Nobel
Selasa, 12 Oktober 2010 – 12:51 WIB
BEIJING - Keputusan Komite Nobel Norwegia menganugerahkan Nobel Perdamaian 2010 kepada aktivis Tiongkok Liu Xiaobo Jumat lalu (8/10), memantik kontroversi. Pemerintahan Presiden Hu Jintao yang menentang penganugerahan itu, balik menuai protes. Tapi, Beijing bersikukuh pada pendiriannya dan mulai mengambil langkah tegas. Hansen jelas menyayangkan pembatalan pertemuan tersebut. "Komite Nobel Norwegia adalah lembaga independen yang tidak ada kaitannya dengan pemerintah," ungkapnya seperti dikutip harian Dagbladet. Rencananya, dalam pertemuan dengan menteri perikanan Tiongkok, Hansen akan membahas tentang eskpor ikan salmon ke Tiongkok. Menurut Dewan Eskpor Hasil Laut Norwegia, sejak 1988 lalu sampai sekarang, angka ekspor ikan salmon ke Negeri Panda itu sudah mencapai 10 juta lebih.
Kemarin (11/10), Tiongkok mendadak membatalkan pertemuan tentang perikanan dengan Norwegia. Padahal, Menteri Perikanan dan Kelautan Lisbeth Berg-Hansen sudah berada di Shanghai. "Hari ini (kemarin), beliau mengunjungi Shanghai World Expo. Rabu besok (13/10), seharusnya beliau bertemu dengan menteri perikanan Tiongkok. Tapi, pertemuan itu dibatalkan hari ini (kemarin)," ujar Jubir Kementerian Perikanan dan Kelautan Norwegia, Magnus Hodne.
Pembatalan itu, lanjut Hodne, tidak disertai dengan alasan yang jelas. Tapi, saat Komite Nobel Norwegia mengumumkan kemenangan Liu Xiaobo, Beijing protes. Mereka tersinggung dengan keputusan Komite Nobel Norwegia tersebut. Sebab, Liu adalah warga yang suka membangkang. Selain itu, pria 54 tahun tersebut masih berstatus sebagai narapidana. Saat itu, Beijing menyatakan bahwa penobatan Liu sebagai pemenang Nobel Perdamaian akan berdampak buruk pada hubungan dua negara.
Baca Juga:
BEIJING - Keputusan Komite Nobel Norwegia menganugerahkan Nobel Perdamaian 2010 kepada aktivis Tiongkok Liu Xiaobo Jumat lalu (8/10), memantik kontroversi.
BERITA TERKAIT
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas