Tips Ical agar Suasana Pilpres 2019 tak seperti Perang

Tips Ical agar Suasana Pilpres 2019 tak seperti Perang
Erick Thohir, Aburizal Bakrie, dan Hasto Kristiyanto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan antara Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Erick Thohir Cs di kediaman Ical, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10) berakhir sekitar pukul 21.35.

Ical mengatakan, pihaknya berharap terciptanya Pemilu 2019 yang damai dan bersahabat. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, kata Ical, pemilu merupakan sebuah kontestasi, bukanlah peperangan. "Jadi bukan peperangan," tegas Ical kepada wartawan usai pertemuan.

Ical pun mengaku menggantungkan diri pada persahabatan Erick Thohir dan calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno agar pemilu berjalan damai.

Jika ada kata-kata yang kurang pas dari kubu Prabowo Subianto, Ical berharap Erick bisa datang ke Sandi. Kemudian, Sandi bisa menenangkan timnya. Sebaliknya, kalau ada yang kurang pas dari kubu Jokowi-Ma'ruf, biar Sandi bisa memberitahu Erick.

"Jadi, biar pemilu bisa aman dan damai. Kalau ini bisa dicapai, maka ini bisa menjadi pemilu yang luar biasa baiknya," kata Ical.

Sedangkan Erick Thohir mengatakan, komunikasinya dengan Sandi selama ini berjalan sangat baik. Dia mengatakan, persahabatan mereka berdua masih terus berjalan, bahkan sejak masa lalu dan untuk yang akan datang. "Sekarang kami memang punya tugas masing-masing," ujar Erick.

Dia pun menambahkan statement Presiden Jokowi juga sudah sangat clear, dan berpesan kepadanya sebagai profesional, tapi juga tetap harus menjaga arahannya.

Selain itu, Erick mengatakan, pihaknya juga memperlihatkan kepada Aburizal Bakrie soal kesolidan TKN dalam menciptakan pemilu damai. "Kami memperlihatkan soliditas kami dalam mendukung pilpres agar berjalan dengan baik dan tentu untuk masa depan rakyat itu sendiri," paparnya.

Aburizal Bakrie alias Ical bertemu Erick Thohir, mengatakan bahwa pemilu merupakan kontestasi demokrasi, bukan peperangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News