Tips Meningkatkan Minat Baca ala Dahlan Iskan

Mahasiswa juga menanyakan konten media online yang banyak menonjolkan kekerasan, seksualitas, dan tidak mendidik belakangan.
Dahlan mengaku, media online memang kurang pertanggungjawaban. Oleh sebab itu, ia meminta pembaca selektif untuk membuka konten yang disajikan dalam media online. Media online dibaca lapisan masyarakat karena gratis. Lebih-lebih masyarakat begitu saja percaya dengan adanya konten yang ada didalamnnya.
“Belum tentu apa yang disajikan itu benar,” kata Dahlan.
Beda dengan koran sambungnya, jika ingin membaca maka harus membeli dulu. Masyarakat tak akan membaca koran sebelum membeli. Bahkan, berita yang disajikan sudah melalui beberapa proses sehingga bisa diterbitkan. “Berita yang diterbitkan dikoran banyak tahapan,” urainya.
Didalam berita ini harus ada unsur kepentingan publik. Bukan kepentingan pribadi yang ingin menjatuhkan orang. “Koran hebat adalah cleaning house information,” imbuh Dahlan.
Kedepan koran harus memberikan informasi yang baik bagi masyarakat. Tidak lagi menonjolkan kekerasan, seksualitas dan sebagainya. Koran akan menjadi pusat informasi yang nantinya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
Dahlan mengatakan, mahasiswa boleh kritis. Kritis dalam media itu ada unsur kepentingan publik. Bukan semata untuk kepentingan pribadi. Tidak ada media yang melarang kritis selama ada kepentingan publik.
“Media melarang kebencian. Berita fitnah yang tidak ada faktanya,” ujarnya.
MATARAM – Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) sangat antusias mengikuti kuliah umum dari mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Pesan dari Merauke untuk Pemerintah Pusat: Jangan Ada Lagi Cerita Anak Papua Tidak Sekolah
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Prodi Desain Interior PresUniv Bejibun Beasiswa, Gampang Dapat Pekerjaan
- Sudah Ada Guru ASN Ditempatkan di Sekolah Swasta hingga Pensiun
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra