Tips Transaksi Aman Batu Akik ala Bos Bukalapak

Tips Transaksi Aman Batu Akik ala Bos Bukalapak
Foto: dok.JPNN

Dikatakan, belakangan ini banyak oknum pembeli yang berupaya mengambil keuntungan sepihak dari mekanisme retur barang. “Yang sering terjadi mereka menukar barang yang dikirimkan pelapak dengan yang sudah dimiliki pembeli, atau hanya sekadar mencoba barang milik pelapak,” ujarnya.

Sedangkan untuk para pembeli, Zaky memberikan saran agar mengamati dengan teliti gambar batu akik/mulia tersebut serta kondisi dan nama batu tersebut. Proses ini penting mengingat tampilan layar dan monitor akan berbeda bergantung pada tipe kamera atau monitor yang digunakan.

Yang juga perlu diperhatikan adalah dimensi dari batu tersebut, yakni Panjang x Lebar x Tinggi dalam ukuran milimeter dan estimasi crat (1 Crat = 0,2 gr ) serta browsing di Google untuk melihat barang sejenis sebagai pembanding (warna, serat).

Nama sebutan batu atau gemstone berlaku umum di Indonesia sesuai kesepakatan pedagang, bedakan dengan nama Geologi mineral tersebut. Misal untuk mineral Corundum, kalau kebiruan akan menjadi Sapphir. Jika merah akan menjadi Ruby.

Selanjutnya, sebelum memutuskan untuk membeli, pastikan bahwa batu tersebut tidak ada cacat paud (retak di dalam bodi batu), permukaan batu rata, hingga batu tembus ketika disinari cahaya. “Mekanismenya bisa melalui tanya jawab secara detil dengan pelapaknya,” ujarnya.

Yang tak kalah penting terkait kesepakatan antara pembeli dan pelapak. Misalnya, setelah pembeli menerima barang, ternyata batu yang diterima tidak sesuai keterangan yang diberikan pelapak, maka pelapak mesti bersedia untuk menyanggupi permintaan retur barang yang diajukan pembeli. Pembeli pun mesti memberikan keterangan jelas perihal return barang seperti peraturan yang berlaku.

Kesepakatan return ini penting, sebagaimana yang pernah dialami seorang pelapak di bukalapak.com dengan account @baliartrepreneur. Di lamankomunitas.bukalapak.com, dia memaparkan proses transaksi jual-beli yang merasa tertipu oleh seorang pembeli karena batunya diklaim palsu. Namun, setelah dites di labaratorium, batu yang dijualnya ternyata asli.

“Barang sudah dikembalikan dan uang juga saya kembalikan. Namun, proses ini membuat saya malu,” ujarnya.

JAKARTA - Transaksi melalui lapak-lapak secara online belakangan ini masih diramaikan dengan jual beli batu mulia, khususnya akik. Achmad Zaky, Founder

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News