Tirani Minoritas

Oleh Dahlan Iskan

Tirani Minoritas
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mereka boleh hidup normal sebatas di dalam lima kabupaten itu --termasuk boleh sekolah dan tarawih.

Andani adalah dokter ahli penyakit tropis. Ia lulus sebagai dokter di Universitas Andalas. Lalu mengabdi di rumah sakit di Padang. Setelah itu Andani ke Universitas Gadjah Mada Jogjakarta untuk mendapatkan spesialisasinya.

Kini Andani menjadi Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang. Praktik dokternya sangat laris.

Andani bisa praktik sampai pukul 2 malam. Andani sangat disukai orang yang lagi sakit di sana --karena boleh tidak membayar.

Jiwa aktivisnya tidak larut dalam komersialisme. Sebagai aktivis mahasiswa dan tokoh HMI, Andani ingin terus berjuang lewat profesi dokternya.

Ia ingin sekali menghasilkan produk kesehatan untuk Indonesia. Ia belum mau banyak bercerita.

Namun sebenarnya Andani lagi melakukan riset untuk menemukan cara mendeteksi virus yang menyebabkan kanker mulut rahim. Ia juga sedang riset untuk membuat cairan yang akan dipakai melakukan tes di lab. Misalnya tes Covid-19 seperti sekarang ini.

Tahun lalu Andani akan dinobatkan sebagai dosen teladan di Universitas Andalas. Andani menolak. ”Saya harus menghasilkan penemuan dulu,” katanya.

Covid-19 adalah tirani minoritas atas mayoritas. Yang membuat minoritas yang vokal mengalahkan mayoritas yang diam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News