Titik Terang Itu Masih Titik Titik

Oleh Dahlan Iskan

Titik Terang Itu Masih Titik Titik
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Nawas menganggap putusan MA itu sebagai ‘kudeta oleh pengadilan’. Bukan main. Mahkamah Agung mengeluarkan putusan seperti itu.

Rapat di penjara itu berlangsung di auditorium. Yang ada AC-nya. Dua jam lebih.

Kesimpulan rapat: pemilu ini tidak sah. Kata mereka: begitu banyak pelanggaran. Tekanan dari militer sangat kuat.

Militer Pakistan memang tidak suka Nawaz. Sejak lama. Sejak  Nawaz menjadi perdana menteri yang pertama. Tahun 1999.

Baru dua tahun menjabat dikudeta oleh militer. Sembilan tahun militer berkuasa setelah itu. Sampai gerakan prodemokrasi tidak bisa dibendung lagi.

Kalau dihitung dengan yang lalu-lalu luar biasa. Nyaris separuh usia Pakistan yang 70 tahun berada dalam kekuasaan militer.

Militer memang sangat senang Imran Khan yang menang dalam Pemilu kali ini: dianggap agak lemah. Yang bisa diajak kompromi.

Apalagi kemenangan Imran  tidak cukup besar. Untuk bisa membentuk pemerintahan sendiri, dukungan militer sangat diperlukan.

Rumahnya di London itulah yang diungkap dalam Panama Paper. MA mencopotnya dari jabatan perdana menteri. Dengan alasan: tidak lagi mendapat kepercayaan lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News