TKN Prabowo: 01 dan 03 Bekerja Sama Mengolok-olok Postur Pertahanan

TKN Prabowo: 01 dan 03 Bekerja Sama Mengolok-olok Postur Pertahanan
Ketiga kontestan di Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo dalam Debat Ketiga Capres yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menyatakan dirinya dan seluruh jajaran TKN merasa bangga sekaligus superkhawatir pascadebat capres dengan topik pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan globalisasi yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada akhir pekan lalu.

Sepanjang debat, Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto menjaga dan membela pertahanan Indonesia. Sedangkan, kedua paslon lainnya berlomba dan bekerja sama menjatuhkan dan mencemooh pertahanan bangsa.

“Karena hanya Pak Prabowo yang berusaha menyampaikan laporan prestasi pertahanan kita, sekaligus visi dan misinya ke depan. Sedangkan capres 01 dan 03 terlalu sibuk menyerang bahkan bekerjasama untuk menjatuhkan dan mengolok-olok postur pertahanan bangsa saat ini,” kata Rosan.

“Contoh saja, paslon 01 dan 03 bolak-balik menyerang soal pembelian alutsista bekas, bahkan mencemooh dengan ponten 5 dan 11/100 soal itu. Padahal pertahanan bukan saja soal alutsista. Jadi sangat tidak pas dan tidak pantas apalagi untuk kita di Indonesia yang punya sejarah melawan dan mengalahkan para penjajah dari Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang yang bersenjata canggih hanya dengan batu, keris, golok, badik, dan bambu runcing,” tambah Rosan.

Menurut Rosan, debat kemarin sebenarnya mengupas dan menguji tujuan dan karakter kepemimpinan dari setiap capres.

Pemimpin yang negarawan pasti siap mengorbankan dirinya demi mengedepankan kepentingan masyarakat dan bangsa. Dan selalu menjadikan dirinya teladan, kapanpun dan dimanapun.

“Kami bangga karena Pak Prabowo terbukti sebagai pemimpin yang mati-matian mempertahankan moral masyarakat dan membela pertahanan Indonesia, walaupun harus mengorbankan dirinya diserang, dijatuhkan, bahkan difitnah di hadapan ratusan juta rakyat yang menonton,” lanjut Rosan.

Rosan juga menyesalkan kedua capres lainnya jadi menyesatkan masyarakat, tidak jelas karena memang pemahaman dan dukungan informasi atau data yang dimiliki kedua capres tidak cukup, atau memang sengaja berbohong dan membelokkan konteksnya.

Bagi Rosan yang paling menyedihkan adalah ancaman yang ingin menjatuhkan pertahanan bangsa dengan menjatuhkan moral masyarakat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News