TKW Asal NTB Nyaris Diperkosa Majikan di Arab Saudi

TKW Asal NTB Nyaris Diperkosa Majikan di Arab Saudi
Keluarga Muliati binti Dahri Siatih, salah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTB di Arab Saudi. Muliati nyaris menjadi korban pemerkosaan oleh majikannya. FOTO: Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sangat rentan menjadi korban kekerasan. Tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan psikis hingga kekerasan seksual.

Cerita pilu tidak berkesudahan itu kali ini menimpa Muliati binti Dahri Siatih, buruh migran perempuan asal Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri Lombok Barat. Ibu satu anak itu berusaha lari dari upaya perkosaan dan loncat dari lantai dua rumah majikannya di Riyadh, Arab Saudi. Akibatnya, rusuk kanan Muliatu patah. Sehingga saat ini korban tengah dalam perawatan.

Mengetahui kejadian yang menimpa Muliati, suaminya Mawardi dan ibu kandungnya Rohani mengadukan masalah itu ke Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran (PBHBM) di Mataram. Pihak keluarga minta bantuan agar Muliati segera dipulangkan ke NTB.

”Saya tidak bisa tidur nyenyak, bahkan untuk makan pun saya tidak sanggup karena memikirkan anak saya di negeri seberang,” kata Rohani sambil meneteskan air matanya.

Di matanya, Rohani anaknya merupakan sosok wanita yang cantik dan lemah lembut. Bahkan selama menjadi TKW di negeri orang, ia selalu dikirimkan uang untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.

”Anak saya selalu rajin mengirimi kabar dan uang untuk kehidupan sehari-hari kami,” katanya.

Sementara itu, suami korban, Mawardi mengaku sangat marah dengan kejadian yang dialami istrinya yang biasa ia panggil dengan nama Melati itu. Apalagi mendengar kronologis kejadian itu dari teman kerja istrinya di Riyadh.

”Karena tindakan tidak terpuji majikan mengakibatkan istri saya mengalami patah di salah satu tulang rusuknya,” katanya seperti dilansir Lombok Post (Jawa Pos Group).

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sangat rentan menjadi korban kekerasan. Tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan psikis hingga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News