TKW Hilang di Riyadh, Keluarga Mengadu ke Demokrat

TKW Hilang di Riyadh, Keluarga Mengadu ke Demokrat
Acah (tengah) memegangi foto putrinya Karsih, usai bertemu Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR Jafar Hafsah dan Sekretaris FPD Saan Mustopa. Foto : Randy Tri K/JPPhoto
Setelah menghubungi PJTKI, Acah dan Soedarto pada tahun 2008 pernah juga mendatangi Kementrian Luar Negeri. Di Kemenlu, Acah diterima Direktur Perlindungan WNI Dan BHI Deplu Teguh wardoyo. "Kami dapat gambar foto Karsih dengan Konsulat tertanggal 22 Januari 2008, berupa potongan koran bahwa tidak benar Karsih dihukum mati," sambung Soedarto.

Tak berhenti di situ, Acah berupaya menemui Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat. "Mau ketemu Pak Jumhur tapi tidak bisa ketemu. Kami kejar, disuruh menunggu di kantor, ternyata kata pegawainya (Jumhur) sudah keluar lewat pintu belakang," imbuh Soedarto.

"Kami hanya diterima di Kemenlu. Dengan Pak Eman Suparno (Menakertrans era Kabinet Indonesia Bersatu I) juga tidak ketemu. Sementara majikan Karsih di Riyadh yang bernama Ali Muhamad Idris Ashiri juga tidak bisa dikontak," tandasnya.

Karenanya, Acah dengan didampingi perangkat Desa Pagadungan terus berupaya untuk bisa membawa pulang Karsih. "Kami berharap Karsih masih hidup dan itu harapan kami datang ke Fraksi PD agar Karsih bisa dibantu dipulangkan. Kami hanya ingin warga kami bisa pulang," ujar Soedarto.

JAKARTA - Satu demi satu, keluarga yang merasa anggotanya tidak jelas nasibnya lantaran menjadi TKI di Arab Saudi terus mengadukan nasibnya. Adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News