TNI dan 11 Lembaga Kompak Hadapi Ancaman Proxy War

TNI dan 11 Lembaga Kompak Hadapi Ancaman Proxy War
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman bersama sebelas lembaga usai menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media di ruang Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (27/2). FOTO: Puspen TNI for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media dengan CEO TV BMW (Berita Mitra Warga) Media Group Arvin Miracelova serta sebelas Lembaga/Organisasi.

Penandatangan yang berlangsung di ruang Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (27/2) bertujuan untuk memerangi ancaman Proxy War Media.

Kesebelas Lembaga dan organisasi yang ikut menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media adalah Produksi Film Indonesia, Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Persatuan Guru Republik Indonesia, Ikatan Penerbit Indonesia, Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia, Indonesian Cable Television Association, Komisi Corporation Social Responsibility Nasional, Asosiasi Baitul Maal wa Tamwil, Buqu Global, NIN Media dan Dewan Masjid.

Selain Penandatangangan Pakta Pertahanan Proxy War Media, juga dilaksanakan MoU antara TV BMW dengan delapan Lembaga/Organisasi, yaitu Produksi Film Indonesia, Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Persatuan Guru Republik Indonesia, Ikatan Penerbit Indonesia, Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia, Indonesian Cable Television Association, Komisi Corporation Social Responsibility Nasional, dan Asosiasi Baitul Maal wa Tamwil.

TNI dan TV BMW bersama dengan stakeholder melakukan kegiatan program inkubasi pembinaan konten televisi dalam pemberdayaan yang berwawasan nasionalis religius, salah satunya melalui program tayangan Pondok Cerdas Warga sebagai sarana bagi masyarakat untuk pembelajaran konten positif dan mengajak masyarakat untuk membangun konten dan mengangkat potensi lokal yang edukatif.

Panglima TNI mengatakan bahwa ancaman Proxy War semakin nyata, dan dilakukan dengan langkah yang soft serta tidak melanggar HAM. Proxy War berperang di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara serta tidak terlihat karena menggunakan segala macam cara dan yang paling efektif adalah menggunakan media.

Untuk menghadapi semua itu, maka perlu ada media yang dapat menyeimbangkan namun dengan biaya yang murah dan dapat menjangkau semuanya. Inilah yang dilakukan TNI dengan menjalin  kerja sama dengan masyarakat dan media.

“Saya bangga kita semua berbuat yang terbaik dan berani mengambil sikap yang tulus ikhlas untuk kemajuan bangsa Indonesia, karena memang TNI tidak bisa melaksanakan tugas pokoknya melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia sendirian,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News