TNI Dituntut untuk Mengonsolidasikan Diri Merespons Ancaman dan Tantangan

TNI Dituntut untuk Mengonsolidasikan Diri Merespons Ancaman dan Tantangan
Kepala Pusat Pembinaan Mental TNI Laksma TNI Dery Triesanto Suhendi dan Wakil Ketua MPR RI pada acara Sarasehan Pembinaan Mental Ideologi Tahun 2020 di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (16/7). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Pembinaan Mental (Kapusbintal) TNI Laksma TNI Dery Triesanto Suhendi menggelar Sarasehan Pembinaan Mental Ideologi Tahun 2020 bertempat di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/7/2020).

Sarasehan ini mengusung tema “Melalui Sarasehan Pembinaan Mental Ideologi TA 2020 Kita Tingkatkan Semangat Disiplin dan Rela Berkorban Sebagai Cerminan Nasionalisme Indonesia”.

Kapusbintal TNI mengatakan sarasehan pembinaan mental ideologi memiliki makna dan nilai yang sangat strategis. Pembinaan mental ideologi sangat penting bagi kehidupan prajurit TNI sebagaimana yang tercantum dari marga pertama dan marga kedua dalam Sapta Marga.

Menurut Dery, bagi prajurit TNI Sapta Marga sebagai kaidah, norma-norma dan nilai-nilai yang menjadi landasan pola pikir, pola sikap dan pola tindak prajurit TNI pada hakekatnya merupakan impelementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan prajurit TNI.

Dia menjelaskan TNI sebagai komponen utama pertahanan negara, mempunyai tugas pokok melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu, TNI dituntut senantiasa solid dalam menghadapi segala bentuk ancaman dan gangguan yang akan merongrong Pancasila dan UUD 1945.

TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional, dituntut untuk mengkonsolidasikan dirinya dalam merespons ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Pendekatan yang bisa ditempuh antara lain dengan merevitalisasi dan mereaktualisasi sistem pertahanan rakyat semesta dengan menggelorakan semangat gotong-royong, melibatkan peran-peran masyarakat dalam usaha bela negara.

Di sisi lain, Kapusbintal TNI menuturkan, peperangan dalam era 4.0 adalah melawan diri sendiri untuk kembali bangkit karena sasaran utama serangan era sekarang ini adalah karakter bangsa dan ideologi negara. Oleh karena itu, TNI sebagai garda terdepan sekaligus benteng terakhir negara harus mengukuhkan posisinya sebagai garda Pancasila.

Selain itu, nilai-nilai luhur yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa yaitu Pancasila semestinya merekat erat sebagai karakter bangsa, sehingga melahirkan nasionalisme bangsa. Implementasi nasionalisme yang hendak dikembangkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang plural dan majemuk adalah nilai-nilai kecintaan kepada NKRI, persatuan dan kesatuan serta disiplin dan etos kerja.

TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional, dituntut untuk mengkonsolidasikan dirinya dalam merespons ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News