Tokoh NU: Rakyat Dipaksa Memilih dengan Money Politic

Tokoh NU: Rakyat Dipaksa Memilih dengan Money Politic
Tokoh NU: Rakyat Dipaksa Memilih dengan Money Politic
“Kalau kita baca kitab Babad Tani Jawi, atau kitab Ahkamul Sultoniah, pemimpin itu benar-benar lahir dari masyarakat, dipilih karena memang dianggap mumpuni. Rakyat yang memintanya. Berbanding terbalik dengan sekarang. Rakyat dipaksa memilih dengan money politik” jelasnya.

Konsep ketatanegaraan lainnya yang dianggap melenceng menurut Ali Masykur adalah pembangunan ekonomi yang lebih berorientasi ke pasar bukan ke kemandirian masyarakat. "Sekarang, komoditas pangan kita yang strategis mayoritas impor, padahal kita ini negara agraris dan maritim” sesalnya.

Kenyataan itu, menurut Ali Masykur disebabkan karena khazanah pengetahuan ketetanegaraan di kampus-kampus, nyaris tidak ada yang bersumber pada referensi ketatanegaraan nusantara.

Dia mencontohkan mahasiswa ilmu pemerintahan tidak pernah mendapatkan kuliah tentang Negara Kartagama yang di dalamnya menjelaskan bagaimana Majapahit mengelola ratusan ribu birokrasi di tingkat pusat dan daerah untuk menjaga agar sistem pemerintahan berjalan secara efektif.  

JAKARTA - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Ali Masykur Musa menganggap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News