Tolak Mundur, PM Somchai Siap Ambil Alih Paksa Bandara
Jumat, 28 November 2008 – 07:24 WIB

Foto : REUTERS
Betapapun, sidang tersebut akhirnya juga terlaksana. Mereka dilaporkan terbang dengan pesawat militer yang bertolak dari pangkalan terdekat menuju Chiang Mai. Di tempat itu Somchai telah menanti. Sebab, sejak tiba dari Peru pada Rabu malam, dia sudah berada di Chiang Mai yang menjadi kantornya sementara sejak Wisma Negara diduduki PAD mulai 26 Agustus lalu.
Meskipun desakan mundur semakin keras, Somchai bergeming. Malah, dalam sebuah siaran televisi, dia kembali mengingatkan bahwa pemerintahannya terpilih secara sah. Karena itu, tugas utama mereka adalah menjaga keberlangsungan demokrasi demi rakyat Thailand yang telah memilih mereka.
Somchai pun menegaskan bahwa tindakan PAD menduduki bandara itu ilegal dan tidak demokratis. Hal itu juga mengancam demokrasi dan keamanan negara. ''Jabatan saya tak sepenting hukum dan peraturan, serta demokrasi yang berlaku di negara ini. Ini pemerintahan yang dipilih rakyat dan kami akan terus melaksanakan tugas kami dengan sebaik-baiknya,'' ujar Somchai.
Ketegangan politik di Thailand itu menimbulkan keprihatinan bagi Uni Eropa (UE) dan Kantor Luar Negeri Inggris. UE mengatakan, tindakan apa pun yang melawan konstitusi dan mengganggu proses demokrasi bisa berpengaruh negatif pada hubungan UE-Thailand.
BANGKOK - Krisis politik Negeri Gajah Putih kian mengkristal. Demonstran antipemerintah yang dimotori Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) bersikeras
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza