Tony Togar Mengalami Titik Balik saat di Penjara Mako Brimob

Tony Togar Mengalami Titik Balik saat di Penjara Mako Brimob
Toni Togar (kiri) didampingi Soemarno mengisi pelatihan membuat sabun di Lamongan kemarin. Foto: KARDONO SETYORAKHMADI/Jawa Pos

Toni kemudian menuju Jawa. Dia menyelesaikan pendidikan takhasus mualimin empat tahun di Ngruki pada 1990. Kemudian, dia mengajar lebih dari dua tahun di tempat yang sama.

Lazimnya anak muda dengan gairah agama meledak-ledak yang mendapat pendidikan di Ngruki saat itu, dia berangkat ke Afghanistan. Tentu saja dia berangkat melalui jaringan Abu Bakar Ba'asyir. ”Saya mendapat pelatihan militer,” katanya.

Di Afghanistan dia menggunakan nama alias Abu Ubaydah. Selama dua tahun dia menimba ilmu militer. Toni dikenal mahir soal persenjataan dan menguasai strategi pertempuran jarak dekat.

Soal ideologi, jangan ditanya lagi. Gairahnya soal Islam makin meledak-ledak setelah dia terpapar paham takfiri yang memang sedang subur di tempat tersebut. Saat itu perbatasan Pakistan dan Afghanistan adalah ladang tumbuhnya gerakan Islam radikal.

Bantuan uang mengalir dari Arab Saudi dan AS untuk para militan Islam dari seluruh dunia. Sebab, mereka ujung tombak untuk menjatuhkan rezim Najibullah di Afghanistan. Para militan dari seluruh dunia tak perlu khawatir tidak bisa makan dan hidup layak di sana.

Sebagaimana yang digambarkan oleh seorang lulusan Afghanistan, meski hidup sederhana, makanan enak dan uang selalu tersedia. Namun, yang paling mengerikan di sana adalah berkembangnya ideologi takfiri.

Secara garis besar, bersumber dari pemikiran sejumlah nama besar, salah satunya Sayyid Qutb, para ideolog di Afghanistan membagi dunia menjadi dua. Yakni, darul Islam dan darul harb. Kerajaan Islam dan kerajaan kafir atau jahiliah.

Yang termasuk jahiliah di sini bukan hanya non-Islam, tapi juga orang Islam moderat, muslim yang berserah pada nilai-nilai bukan Islam dan mendasarkan diri pada hukum yang tidak berasal dari Allah. Mereka dianggap thaghut dan harus diperangi.

Toni Togar mantan dedengkot Jamaah Islamiyah telah mengalami titik balik dan kini menjadi trainer pembuatan sabun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News