Total Lockdown di Malaysia, Warga Pendatang Jadi Target

Organisasi Buruh Internasional (ILO) pekerja migran di Malaysia, yang berjumlah 3 sampai juta orang, adalah sepertiga dari seluruh tenaga kerja di Malaysia.
Setengah dari total jumlah pekerja migran itu diketahui tidak memiliki dokumen resmi.
Joshua Neoh, seorang profesor di Fakultas Hukum di Australian National University mengatakan menargetkan para migran sebagai bentuk mencari kambing hitam dalam politik.
“Penularannya ada di masyarakat luas, tidak terbatas di asrama buruh migran,” katanya.
"Penargetan pekerja migran saat ini tidak akan dapat dibenarkan dari perspektif kesehatan masyarakat. Itu hanya mengkambinghitamkan kelompok yang rentan."
Membela keputusan kebijakannya di akun Twitter miliknya, direktur jenderal imigrasi Malaysia, Khairul Dzaimee Daud mengatakan: "Kami mengejar imigran ilegal yang tinggal dan bekerja di negara tercinta ini tanpa dokumen apa pun, tidak membayar pajak dan retribusi tetapi mendapat semua keuntungan."
"Kami melindungi hak-hak masyarakat lokal," katanya.
'Lockdown' terbaru di Malaysia ini dilakukan setelah deklarasi keadaan darurat pada Januari, atau menjadi yang pertama kalinya sejak tahun 1969.
Warga pendatang di Malaysia bisa jadi sedang dijadikan kambing hitam karena penularan COVID-19 yang mencapai ribuan hari dan pemerintahnya dianggap gagal menangani
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya