Tradisi Sushi Jepang Menghadapi Ancaman Baru: Krisis Wasabi

Tradisi Sushi Jepang Menghadapi Ancaman Baru: Krisis Wasabi
Sushi dihidangkan bersama wasabi. Foto: ASTRID STAWIARZ / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP

Kurangnya wasabi juga dapat membahayakan makanan tradisional Jepang seperti sushi dan sashimi, di mana rasa wasabi digunakan sebagai pemberi rasa yang kontras dengan ikan mentah.

Cuaca bukan satu-satunya kendala yang dihadapi petani wasabi. Penurunan populasi pedesaan karena penuaan berarti tidak ada penerus yang akan menjalankan pertanian tanaman lobak pedas.

Karena dua faktor tersebut, hasil wasabi yang ditanam di air yang mengalir jernih, seperti di pertanian Hoshina, telah turun menjadi setengah dibandingkan pada 2005, menurut Kementerian Pertanian Jepang.

Norihito Onishi, kepala manajer penjualan di rantai restoran mie soba bernama Sojibo, telah melihat bisnisnya terdampak langsung akibat kekurangan dan masalah pasokan wasabi.

Restoran-restoran tersebut sudah lama dikenal karena memungkinkan pelanggan menggiling akar lobak pedas untuk membuat wasabi mereka sendiri dan menghasilkan pasta pedas yang digunakan sebagai bumbu soba. Namun, sebagian besar restoran harus menyerah.

"Dulu, kami menyajikan semua mie soba dingin dengan sepotong wasabi mentah, tapi sekarang kami tidak bisa lagi melakukannya," kata Onishi.

Meskipun akar wasabi berlimpah ketika restoran pertama kali dibuka 30 tahun lalu, Onishi mengatakan selama 5 hingga 10 tahun terakhir ada saat-saat dia tidak bisa mendapatkan wasabi sama sekali.

Menurut dia, akar berharga itu sekarang tersedia hanya untuk jenis hidangan tertentu.

Selama ini wasabi jadi bagian tak terpisahkan dari hidangan tradisional Jepang, sushi. Namun, situasi global belakangan ini mengacam perpaduan sempurna tersebut

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News