Tradisi Unik, Warga di Desa Ini Dilarang Jual Beras
Bangunan leuit berbentuk rumah panggung, berbahan lempengan kayu segi empat.
Sementara, atapnya meruncing ke atas membentuk segi tiga.
Biasanya, leuit akan berjajar di halaman samping, belakang, atau depan rumah warga setempat. Tak jarang, leuit dibangun di sebelah pematang sawah.
Dari larangan menjual padi sampai kewajiban memiliki leuit itulah prosesi seren taun sudah dijalankan selama 700 tahun lebih.
“Seren taun itu puncak perayaan panen di akhir dan awal tahun. Dimaknai juga sebagai pesta semua warga untuk berkumpul bersama dengan Ketua Adat dan masyarakat luar yang ikut datang. Sebagai pesta maka jangan sampai ada orang yang datang tidak makan,” kata Henriana Hatra Wijaya, Sekretaris Adat Kesepuhan Cisungsang.
Menurutnya, padi sangat dihormati. Dalam bahasa masyarakat Cisungsang dipusti. Namun, tidak berarti mempertuhankannya.
Mereka tetap meyakini keberkahan diturunkan dari Tuhan lewat padi sebagai kebutuhan pokoknya.
“Padi itu bagi kami sangat istimewa sebagai lambang keberkahan, leluhur kami mengajarkan untuk menghormatinya seperti anak, istri, atau keluarga,” kata pria yang akrab disapa Abah Henri.
MASYARAKAT Kasepuhan Adat Cisungsang memiliki tradisi unik. Warga di sana dilarang menjual beras atau padi. Mereka diwajibkan memiliki leuit atau
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor