Tragedi Bom Marriott jadi Pengingat Bahaya Ancaman Terorisme

Tragedi Bom Marriott jadi Pengingat Bahaya Ancaman Terorisme
Dokumentasi - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

Dia mengatakan BNPT terus mempromosikan dan melakukan national resilience dari pengaruh ide teror yang berbasis kekerasan dan tidak bisa dilakukan secara parsial.

"Langkah tersebut harus dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan soft dan hard," jelas dia.

Senada dengan itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) RI Moeldoko menegaskan aksi teror seperti yang terjadi di JW Marriott tidak boleh terjadi lagi di Indonesia.

Pemerintah juga berupaya menanggulangi terorisme dari hulu ke hilir dengan melibatkan unsur masyarakat.

"Dalam menyikapi terorisme pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah telah mengadopsi whole government untuk melawan terorisme dari hulu ke hilir," kata dia.

Selain adanya aksi tabur bunga dan doa bersama, peringatan 19 tahun Bom JW Mariott juga dijadikan momentum peluncuran buku berjudul The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriott yang ditulis oleh Toni Sumarno yang merupakan salah satu korban bom JW Marriott. (antara/jpnn)


Tragedi bom JW Marriott pada 2003 menewaskan 14 orang dan 156 mengalami luka-luka.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News