Tragedi Kanjuruhan, Hinca Nilai Aparat Offside dan Diving

Tragedi Kanjuruhan, Hinca Nilai Aparat Offside dan Diving
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Foto: Ricardo/JPNN.cpm

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan menggunakan istilah sepak bola saat mengomentari tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.

Dia menyebutkan aparat penegak hukum tidak hanya offside dalam menangani Aremania- suporter Arema- yang kecewa tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya, Sabtu (1/10) malam.

"Kemarin aparat penegak hukum kalau pakai istilah sepak bola enggak sekedar offside, dia sudah diving dalam menangani penonton yang mereka duga rusuh, menurut, saya itu bukan," kata Hinca di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/10).

"Jadi, enggak hanya offside. Kalau offside hanya tendangan bebas. Kalau diving, harus dihukum kartu merah," lanjutnya. 

Politikus Partai Demokrat itu menjelaskan dalam sepak bola, suporter adalah pemilik kedaulatan tertinggi. 

"Sesungguhnya suporterlah pemilik kedaulatan sepak bola itu. Sesakit-sakitnya kau main bola diteriaki penonton, lebih sakit kau main bola tidak ada penonton," kata Hinca.

Legislator dari Dapil Sumatra Utara III itu menjelaskan jika semua pihak membahas peraturan permainan sepak bola, bisa menjadi diskusi yang panjang.

"Sepak bola itu menghibur, hiburan tanpa golongan, siapa saja, football for all. Suporter ini pemilik kedaulatan dan paling utuh di ujung sepakbola, maka negara maupun FIFA maupun penyelenggara, klub menempatkan itu yang paling mulia dalam konteks pertandingan," tutur Hinca.

Anggota Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan menilai aparat penegak hukum sudah diving hingga harus dikartu merah saat tangani suporter di Kanjuruhan Malang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News