Transaksi Penggadaian Emas Melonjak

Transaksi Penggadaian Emas Melonjak
Transaksi Penggadaian Emas Melonjak
PADANG -- Tatkala kebutuhan berbelanja untuk lebaran begitu tinggi sedang uang dikantong tak mencukupi, maka larinya ke Kantor Pegadaian. Fenomena ini hampir tiap tahun terjadi. Di Padang misalnya, memasuki minggu ketiga ramadhan, aktivitas pegadaian meningkat. Realisasi pembayaran barang gadai mencapai Rp2.6 miliar. Sekitar 90 persen barang gadaian masih didominasi emas perhiasan. Namun, seminggu menjelang lebaran, warga akan menebus emasnya itu dari pegadaian untuk dikenakan di hari lebaran.

Kepala Pegadaian Cabang Terandam Padang Syafrudin kepada JPNN  di ruang kerjanya, menjelaskan, realisasi pembayaran barang gadai kepada masyarakat selama dua minggu terakhir mengalami peningkatan hingga 90 persen. Jika minggu pertama ramadhan bulan Agustus, realisasinya Rp 1.6 miliar maka hingga minggu kedua September sudah mencapai Rp 2.1 miliar.

Sementara, dari segi jumlah warga yang menggadai, peningkatannya berkisar 10 persen. Jika saat awal Ramadhan, total jumlah jumlah warga yang menggadai 503 orang. Maka pada September jumlahnya hanya meningkat menjadi Rp 656 orang. "Hal ini karena nominal yang dibayarkan untuk barang gadaian, mencapai angka maksimal, 90 persen dari nilai total barang gadai. Sehingga peningkatan nominal pembayaran barang gadai jauh lebih tinggi disbanding jumlah warga yang menggadai," urai Syafrudin.

Dia bercerita, pihaknya seringkali kewalahan melayani warga yang ngotot meminta nominal barang gadai yang dibayarkan lebih tinggi dibanding nilai barang yang digadaikan. Padahal ketentuan maksimal pembayaran barang gadaian, khusus emas, 90 persen dari total nilai emas itu sendiri. Untuk kendaraan dan alat elektronik, maksimal 70 persen dari total nilai barang. "Namun sama seperti tahun lalu, emas merupakan jenis barang yang paling banyak digadaikan. Sisa 10 persen lainnya merupakan barang elektronik dan kendaraan," jelas Syafrudin.

PADANG -- Tatkala kebutuhan berbelanja untuk lebaran begitu tinggi sedang uang dikantong tak mencukupi, maka larinya ke Kantor Pegadaian. Fenomena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News