Transaksi Tunai Tembus Rp 103 Triliun

Sepanjang Ramadan dan Menjelang Lebaran

Transaksi Tunai Tembus Rp 103 Triliun
Transaksi Tunai Tembus Rp 103 Triliun

jpnn.com - JAKARTA - Lonjakan konsumsi masyarakat selalu mengiringi momen Ramadan dan Lebaran. Tingginya konsumsi tersebut berimbas pada perputaran uang yang melaju lebih kencang. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Lambok Antonius Siahaan mengatakan, laporan nilai transaksi tunai sepanjang puasa dan menjelang Lebaran yang tercatat di BI hingga tutup buku Selasa sore (6/8) sama dengan perkiraan awal. "Totalnya Rp 103,1 triliun," ujarnya kemarin (7/8).

Data BI menunjukkan, transaksi tunai, baik penarikan melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun penarikan langsung di kantor bank, paling banyak dilakukan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. "Transaksi di Jabodetabek mencapai Rp 31,8 triliun, lebih besar daripada perkiraan awal Rp 31,1 triliun," katanya.

Adapun di seluruh Indonesia di luar Jabodetabek, nilai transaksi tunai tercatat Rp 71,3 triliun. Transaksi tunai yang cukup besar dilakukan di beberapa kota, seperti Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, dan Makassar. Transaksi pada hari terakhir tutup buku Selasa lalu (6/8) tercatat turun, yakni Rp 416 miliar. Lambok menyebut, rekor penarikan tunai tertinggi sepanjang Ramadan tahun ini terjadi tepat satu hari menjelang cuti bersama, yakni pada Jumat (2/8). "Hari itu total penarikan tunai Rp 15,4 triliun," ucapnya.

Perkiraan bank sentral, di antara total Rp 103,1 triliun transaksi tunai tersebut, Rp 93,4 triliun dilakukan dalam bentuk uang pecahan besar (UPB) yang terdiri atas Rp 100.000, Rp 50.000, dan Rp 20.000. Adapun transaksi Rp 9,72 triliun lainnya dilakukan dalam bentuk uang pecahan kecil (UPK) yang terdiri atas Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, Rp 1.000, dan uang logam lainnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan, sebagian besar dana tersebut, termasuk yang ditarik di Jabodetabek, dibawa ke berbagai daerah oleh pemudik. "Jadi, ditariknya bisa saja di Jakarta, tapi berputarnya di daerah," ujarnya.

Kementerian Perhubungan memperkirakan, tahun ini jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan mudik dari kota ke berbagai daerah mencapai 35 juta orang. Di antara jumlah tersebut, pemudik dari Jakarta diperkirakan 9,7 juta orang.

Menurut Difi, transaksi tunai pada saat Lebaran ataupun setelah Lebaran diperkirakan masih tinggi. Misalnya, dari Jakarta, 9,7 juta pemudik bisa melakukan transaksi pengambilan uang di Jakarta untuk dibelanjakan di daerah atau mengambil uang melalui ATM bank-bank di daerah. "Karena itu, BI sudah menambah pasokan uang ke daerah dan menginstruksikan perbankan untuk menambah stok uang tunai di daerah," katanya.

Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latief Adam menambahkan, perputaran uang pada momen puasa dan Lebaran banyak mengarah pada sektor konsumsi. Mulai makanan-minuman, pakaian, rekreasi, hingga transportasi. "Secara nasional, ini memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi," ucapnya. (owi/c6/oki)


JAKARTA - Lonjakan konsumsi masyarakat selalu mengiringi momen Ramadan dan Lebaran. Tingginya konsumsi tersebut berimbas pada perputaran uang yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News