Transisi Kendaraan Listrik Dianggap Menjadi Jawaban Mengatasi Polusi di Jakarta

Transisi Kendaraan Listrik Dianggap Menjadi Jawaban Mengatasi Polusi di Jakarta
Kabut polusi udara menyelimuti Jakarta, Sabtu (14/9). Laman US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara melansir, kualitas udara Jakarta berada di kategori tidak sehat. Ilustrasi : M Risyal/ANTARA/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Negara Lingkungan Hidup periode 1999-2001 Alexander Sonny Keraf menyebut transisi kendaraan listrik bisa dipercepat, karena menjadi satu di antara jawaban mengatasi tingginya polusi udara di DKI Jakarta.

Sonny mengatakan polutan yang berasal dari emisi kendaraan berbahan bakar fosil di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan.

Oleh sebab itu, dia mendesak penggunaan kendaraan listrik sebagai transportasi umum maupun pribadi harus segera diimplementasikan.

“Jangan anggap remeh hal ini, peralihan penggunaan kendaraan bensin ke listrik perlu didorong sekuat-kuatnya untuk menurunkan emisi dan pencemaran udara di kota besar, terutama Jakarta,” ujar Sonny kepada awak media, Senin (14/8).

Dia di sisi lain berharap masyarakat bisa berkontribusi menurunkan tingkat polusi di DKI Jakarta dengan beralih menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas di Jakarta.

Namun, kata Sonny, pemerintah juga perlu memacu industri otomotif untuk memperbaiki ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri, mulai dari harga, tingkat efisiensi kendaraan, hingga infrastruktur pendukung. 

"Namun, yang lebih penting adanya perbaikan produk dan penunjang kendaraan listrik, sehingga masyarakat dengan sukarela akan menggunakan kendaraan non-BBM ini,” kata Sonny.

Diketahui, data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan besaran subsidi yang akan digelontorkan pada 2023 untuk sekitar 250.000 motor listrik sebesar Rp1,4 triliun.

Menteri Negara Lingkungan Hidup periode 1999-2001 Alexander Sonny Keraf menyebut transisi kendaraan listrik bisa dipercepat demi mengatasi polusi udara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News