Transplantasi Jantung Babi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Transplantasi Jantung Babi
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dokter Mohiudin adalah seorang muslim. Dia lahir di Karachi, Pakistan. Setelah menyelesaikan kuliah kedokteran di Dow Medical College ia hijrah ke Amerika Serikat di awal 1990. Ia menyelesaikan fellowship pertamanya dalam Biologi Transplantasi di University of Pennsylvania dan mulai menggeluti xenotransplantasi pada 1992.

Mohiuddin adalah anggota dewan terpilih dari Asosiasi Transplantasi Xeno Internasional. Dia adalah anggota masyarakat bergengsi Transplantation Society dan American Society of Transplant Physicians. Publikasi ilmiah terbarunya di bidang xenotransplantasi jantung mendapat perhatian luas di media massa di seluruh dunia.

Fakta bahwa Mohiudin adalah seorang muslim membuat terobosannya ini menjadi lebih kontroversial. Babi adalah binatang yang haram untuk dikonsumsi menurut agama Islam dan Yahudi.

Karena itu, transplantasi dengan memakai organ binatang haram menjadi kontroversi yang luas di kalangan penganut agama samawi, terutama Islam.

Perdebatan antara ilmu pengetahuan dan iman kembali mengemuka. Apakah ilmu pengetahuan yang menghasilkan terobosan seperti yang dilakukan oleh Dokter Mohiudin bisa diterima dalam ajaran agama.

Mohiudin mengakui dilema ini. Dalam sebuah wawancara dengan televisi Turki, November 2021, Mohiudin mengaku bahwa mencangkok organ babi pada manusia memang memantik perdebatan dalam Islam. Bagi muslim babi haram, tetapi bagi umat lain babi adalah makanan.

Ketika ditanya mengapa bukan organ dari domba atau sapi yang digunakan dalam cangkok organ ke manusia, Mohiudin memberikan alasan ilmiah.

Timnya sudah memetakan genom babi secara lengkap dan berhasil mengungkap perbedaan babi dari manusia, serta perubahan apa yang diperlukan agar organ-organnya bisa diterima oleh tubuh manusia.

Transplantasi organ babi mungkin akan menjadi tantangan besar umat Islam. Dalam tradisi barat, perdebatan iman dan akal sudah selesai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News