Tren Pemulihan Ekonomi Makin Solid Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu

“Untuk itu, kita perlu lanjutkan hilirisasi, industrialisasi, pemerataan pembangunan, transisi energi hijau, pembangunan lumbung pangan, hingga pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM. Kita perlu perluas hilirisasi di berbagai sektor seperti perkebunan, perhutanan, perikanan, UMKM, dan sektor digital,” kata Puteri.
Contohnya, pada komoditas nikel yang setelah dilakukan hilirisasi mampu menghasilkan penerimaan perpajakan hingga Rp17,96 triliun pada 2022 atau naik 10,8 kali lipat dibandingkan 2016 yang hanya Rp1,66 triliun.
Hilirisasi juga mampu membuka lapangan kerja. Di Sulteng misalnya, sebelum hilirisasi, hanya 1.800 tenaga kerja yang terserap di dalam pengolahan nikel.
Setelah hilirisasi, menjadi 71.500 tenaga kerja yang bisa bekerja.
“Kalau hilirisasi yang sedang berjalan ini bisa kita teruskan. Pastinya juga akan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian dan penyerapan tenaga kerja yang jauh lebih besar. Dengan begitu, kita bisa mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas,” ujar Puteri.(flo/jpnn)
Pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini tertinggi sejak 2019.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
- Kinerja 2024 Moncer, Jasindo Perkuat Peran Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Literasi Asuransi
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif