Trik Unik Densus 88, Bikin Teroris Menangis Menjerit-jerit

Trik Unik Densus 88, Bikin Teroris Menangis Menjerit-jerit
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam acara Dialog Bersama Kapolri di kantor Center for Dialogue and Cooperation among Civilitation (CDCC). Foto: Imam Husein/Jawa Pos/JPNN.com

”Anggota Densus menyamar jadi sopir angkot, lalu bertamu dan mengabarkan bahwa Rois dan temannya terlibat kecelakaan,” paparnya.

Saat itu, keduanya anggota kelompok teror itu mau untuk keluar rumah dan berencana berangkat ke rumah sakit. Nah, saat di angkot itu, keduanya disergap. ”Mereka diikat dan tidak bisa bergerak,” ujarnya.

Tapi, siapa sangka ternyata mereka menangis dan menjerit-jerit. Para anggota Densus kebingungan  tak tau mengapa keduanya menangis. 

”Saat sudah di kantor, saya Tanya keduanya mengapa kok menangis,” ujarnya. Ternyata, keduanya menjawab menyesal karena tidak bisa melawan dan mati syahid. 

Lalu, Tito bertanya pada keduanya, mengapa tidak bunuh diri saja sekarang. ”Kalau bunuh diri ya masuk neraka,” ujar Tito menirukan jawaban keduanya. 

Menurut Tito, kondisi semacam itulah yang kerap kali terjadi dalam penyergapan seorang anggota terorisme. ”Kalau kami tidak menempuh cara semacam itu, maka korban bisa banyak,” paparnya.

Dengan begitu, dapat diketahui bahwa doktrin dari paham radikal sudah begitu kuat mengakar pada jaringan teror. Hal tersebut tentunya perlu untuk dicegah bersama. ”Penegakan hukum telah dilakukan. Tapi, perlu diakui pencegahannya berkembangnya paham radikal masih belum efektif,” terangnya.

Sementara Ketua CDCC Din Syamsudin menuturkan bahwa umat Islam dengan pemahaman radikal semacam itu sangat minoritas di Indonesia. Bahkan, terkadang faktor-faktor lain dibalut dengan faktor agama. ”Tentunya, ini berbahaya,” jelasnya.

JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap trik unik yang dilakukan Densus 88 Anti Teror untuk mengurangi resiko saat menangkap terduga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News