Trump Mulai Utak-atik Nuklir Iran
Garda Revolusi juga menjadi topik penting yang dibahas Trump dalam pidatonya. ’’Presiden Trump sepertinya akan benar-benar menjatuhkan sanksi terhadap Korps Garda Revolusi Iran (Iran’s Revolutionary Guard Corps atau IRGC),’’ ujar salah seorang pejabat intelijen Gedung Putih.
Di mata Trump, IRGC adalah organisasi teror yang dipelihara pemerintah Iran. ’’Sikap sembrono rezim Iran, khususnya IRGC, bisa menjadi ancaman keamanan yang serius bagi kawasan regional.’’ Demikian pernyataan resmi Gedung Putih yang dirilis menjelang pidato Trump.
Sayang, dalam pernyataan itu, tidak disebutkan jenis sanksi yang akan dijatuhkan kepada Iran. Sangat mungkin AS menerapkan sanksi lama terhadap Iran.
Sementara itu, Iran mengaku siap mereaksi keputusan Trump soal nuklir. ’’Jika menghentikan kesepakatan tersebut secara sepihak, AS sama saja menghina PBB. Sebab, PBB sendiri memberikan restunya pada kesepakatan itu,’’ ucap Ali Larijani, ketua parlemen Iran.
Jika AS memutuskan untuk hanya merevisi kesepakatan, Iran tidak akan segan menarik diri dari kesepakatan tersebut dan kembali mengayakan uranium.
’’Kami akan melanjutkan komitmen kami sesuai JCPOA. Kami tetap menjalankan kewajiban-kewajiban sesuai kesepakatan itu,’’ tambah Larijani di sela lawatannya ke Rusia kemarin. Jika kesepakatan tersebut buyar, dia yakin bahwa Iran bukanlah penyebabnya.
Trump juga meminta kongres mengamandemen aturan soal peninjauan komitmen 90 hari sekali. ’’Presiden akan mengubah aturan yang semula tiap 90 hari itu menjadi enam bulan sekali,’’ terang orang dekat Trump di Gedung Putih.
Nanti, Trump hanya perlu melaporkan hasil pengamatannya terhadap Iran dua kali setiap tahun. Menurut Gedung Putih, kebijakan tersebut akan jauh lebih efektif dan hemat.
Presiden AS Donald Trump berniat mengakhiri kesepakatan nuklir dengan Iran yang tertuang dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)
- Ampuh Lumpuhkan Serangan Iran, Iron Dome Israel Bikin Inggris Kepincut
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros