Trump Setengah Hati Kecam Saudi, Takut Bisnis Goyang?

Namun, hanya beberapa yang membela Saudi. Mayoritas negara di dunia mengutuk. Atau, setidaknya mempertanyakan status Khashoggi. Parlemen Inggris sudah meminta Menlu Jeremy Hunt ikut menyelidiki kasus tersebut.
"Kami mendukung semua otoritas yang ingin mengupas tuntas kasus hilangnya Khashoggi. Ini akan menentukan hubungan Arab Saudi dengan demokrasi dunia," ujar Mark Menzies, ketua komite Arab Saudi di parlemen Inggris.
Bagaimana dengan Presiden AS Donald Trump? Dia berjanji memberikan sanksi jika Arab Saudi terbukti membunuh jurnalis yang tinggal di Washington selama satu tahun terakhir itu.
Meski begitu, dia tetap tak ingin membatalkan kontrak pembelian senjata dengan Saudi senilai USD 110 miliar (sekitar Rp 2.199 triliun). "Sudah saya hubungi (pimpinan Arab Saudi). Tapi, mereka menyangkal (membunuh Khashoggi, Red)," jelasnya.
Trump terkesan tak ingin terlalu menekan Arab Saudi. Dia bahkan menyuruh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk tetap datang ke konferensi Future Investment Initiative (FII).
Konferensi dengan tema Davos in The Desert itu merupakan proyek ambisius untuk visi 2030 dari Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman. (bil/c10/oni)
Kasus hilangnya Jamal Khashoggi kini jadi perhatian dunia. Sekjen PBB Antonio Guterres sampai Presiden AS Donald Trump menyampaikan sikap
Redaktur & Reporter : Adil
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- Belum Puas, Prabowo Ingin Biaya Haji RI Lebih Murah Lagi
- Ingin Kunjungi Arab Saudi, Prabowo Berencana Bangun Perkampungan Haji Indonesia
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia