Tujuh Tahun Semburan Lumpur Lapindo
Tanda Tanya di Lahan 1.041 Hektare
Rabu, 29 Mei 2013 – 05:35 WIB
Dengan begitu, kawasan Porong bisa menjadi hutan kota yang berfungsi menyerap air hujan dan polusi. Bupati memberikan contoh Taman APKASI di lahan bekas Pasar Porong.
Ide Saiful itu tidak sepenuhnya ditampik BPLS. Saat ini BPLS melakukan penghijauan di tiga desa di kawasan Jabon. "Mungkin saja ini mengarah ke ekowisata, eco park, atau murni menjadi lahan hijau. Khusus yang di tiga desa di Jabon untuk mengefektifkan pengaliran lumpur ke selatan dan lahannya kami tanami," ujar Dwinanto.
Pertengahan tahun ini BPLS melakukan kajian tentang pemfungsian lahan yang dibebaskan tersebut. Untuk itu, BPLS bakal mengundang pakar dari berbagai bidang. "Hasil kajian akan kami sampaikan ke Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional). Mereka yang berhak," ucap Dwinanto.
Sementara derita warga yang terkena semburan lumpur Lapindo belum juga berakhir. Mereka terus berjuang untuk mendapatkan ganti rugi. Salah seorang di antara mereka, Kusno. Bersama puluhan warga yang lain, Kusno menggelar doa di tanggul lumpur.
SIDOARJO - Nyaris separo wilayah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, "hilang" karena lumpur Lapindo yang menyembur tanpa henti sejak 29 Mei 2006.
BERITA TERKAIT
- Pemerintah Terus Berupaya Memberantas Judi Online dan Pinjol Ilegal
- Sinkronisasi Data Korban Galodo Sumbar, BNPB: 61 Orang Meninggal
- Uni Irma Apresiasi Respons Cepat Mentan Amran Bantu Petani Korban Galodo Sumbar
- Baru Keluar Lapas, Residivis Sabu-Sabu Ini Ditangkap Lagi
- Irjen Helmy Keluarkan Instruksi, Preman di Lampung Siap-Siap Saja
- TB Hasanuddin Tegaskan Pulau di Indonesia Tidak Boleh Diperjualbelikan