Tujuh Tenggelam di Pangandaran

Tujuh Tenggelam di Pangandaran
Tujuh Tenggelam di Pangandaran
“Mereka terlalu asyik berenang sehingga kerap mengabaikan keselamatannya sendiri, seperti tidak memakai alat bantu berenang (ban atau boogie, red), berenang di tempat yang dilarang atau terlalu memberanikan diri berenang ke tengah,” ungkapnya.

Sebagai upaya antisipasi kecelakaan laut, kata Mamang, Balawista bersama Kepolisian Perairan Polres Ciamis berkali-kali mengimbau wisatawan di pantai melalui pengeras suara agar wisatawan tidak berenang di areal terlarang. Selain itu, wisatawan yang berenang terlalu menjauhi bibir pantai diminta segera kembali ke pantai.  

Petugas Balawista yang berjaga di pos penjaga pantai pun melakukan pemantauan dan patroli rutin di wilayahnya masing-masing. Di setiap daerah berarus kencang, Balawista selalu memasang rambu tanda bahaya berupa bendera merah atau papan larangan berenang. Meski demikian masih banyak wisatawan yang mengabaikannya.

”Walaupun kami tegur, namun masih banyak yang cuek. Ini yang membuat kami harus waspada sepanjang hari,” tutur Nanang, salah seorang anggota Balawisa saat ditemui Radar (Group JPNN) di Pos 4 penjaga pantai.

PANGANDARAN – Musim liburan Tahun Baru Imlek 2563 di Pantai Pangandaran, Ciamis diwarnai dengan tenggelamnya tujuh wisatawan. Namun, wisatawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News