Tumpengan Nasi Kuning di Titik Rawan Laka

Tumpengan Nasi Kuning di Titik Rawan Laka
Tumpengan Nasi Kuning di Titik Rawan Laka
Ia menjelaskan, nasi kuning tersebut sebenarnya sebagai bentuk doa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Esa agar memudahkan masyarakat Mojokerto yang melintas di kawasan itu. Dan bukan mempunyai maksud yang lain. ""Hanya sebagai doa agar tidak ada kecelakaan,"" ungkapnya.

Prasetijo mengatakan, kecelakaan di kawasan Pacet memang kerap terjadi dan menimbulkan korban yang sangat banyak. Terakhir, sebuah Carry yang ditumpangi wisatawan sebanyak 11 orang, nyungsep dan menabrak sebuah rumah warga di Desa Sendi, Pacet. Untungnya, kecelakaan itu tak sampai merenggut nyawa.

Desa Sendi merupakan kampung yang berada di kaki gunung welirang dan mempunyai ketinggian 800 meter dari permukaan air laut. Suhu di kawasan ini antara 21-30 derajat celcius.Untuk mencapai desa ini, tak hanya membutuhkan tenaga yang banyak. Namun juga harus didukung dengan kendaraan yang baik pula. Alasannya, tanjakan disertai dengan belokan yang tajam berulang kali muncul di kawasan ini. ""Untuk itu, saya berharap agar masyarakat lebih waspada. Kalau memang tidak menguasai medan di kawasan ini, saya harap masyarakat lebih hati-hati,"" imbuhnya.

Selain polisi, Kadishub Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini juga nampak hadir pada prosesi nasi kuningan di Desa Sendi tersebut. Ia mengatakan, ada 20 jalur di kawasan Pacet yang memang membutuhkan perhatian khusus.

Polres Mojokerto mempunyai cara unik menurunkan angka kecelakaan di kawasan Pacet. Mereka mengundang para tokoh dan warga sekitar untuk bancaan nasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News