Tunanetra Terancam Tak Nyoblos

Tunanetra Terancam Tak Nyoblos
Tunanetra Terancam Tak Nyoblos
Selain soal tunanetra, Agus menyoroti banyaknya kelompok masyarakat yang berpotensi tidak bisa mencoblos pada 9 April mendatang. Ada tiga jenis masyarakat yang disebut Agus. Yang pertama adalah para pasien yang dirawat di RS. Kemudian, masyarakat yang bepergian. Yang terakhir adalah mahasiswa yang menempuh studi di luar daerah. ''Hingga sekarang (kemarin, Red) belum ada jaminan untuk bisa memilih. Jadi, angka golput menjadi lebih tinggi,'' ungkapnya. Agus menuturkan, untuk sakit dan berbisnis, mereka seringkali datangnya mendadak.

''Untuk dua alasan ini, banyak masyarakat yang cuek sehingga mereka tak menggunakan hak pilih. Bahkan, seringkali ketika ada TPS keliling di bandara atau stasiun, banyak masyarakat yang cuek saja. Apalagi ini terkesan dibiarkan,'' tambahnya. Artinya, KPU bisa dianggap tidak profesional bila tidak menjamin semua kelompok masyarakat untuk bisa memilih.

Agus mengungkapkan, secara teknis, sebenarnya tidak ada masalah. Untuk tunanetra, belum adanya template berhuruf braille hanya masalah teknis. Untuk jenis masyarakat yang berpotensi tidak bisa memilih, ada yang namanya formulir A5.

Di bagian lain, Ketua KPU Jatim Eko Sasmito membantah jika pihaknya tidak mengindahkan jenis masyarakat yang berpotensi tidak memilih tersebut. ''Untuk template, ya itu masalah teknis pencetakan belaka. Untuk formulir A5, tentu saja kami siapkan,'' paparnya.

SURABAYA - Sebanyak 38 ribu tunanetra di Jawa Timur (Jatim) terancam tidak bisa memilih para wakil rakyat di DPR dan DPRD. Sebab, hingga kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News