Tung Desember

Oleh: Dahlan Iskan

Tung Desember
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tung cari tempat kos yang sederhana. Yang murah. Agar bisa menabung. Pun bila tempat tidur di rumah kos itu lebih pendek dari panjang badannya.

Tinggi badan Tung 183 cm. Panjang ranjang di tempat kos sederhana hanya 178 cm. Ia harus menabung. Ia ingin membelikan jam tangan ayahnya. Ayahnya selalu ingin punya jam tangan yang bagus.

Suatu saat Tung jalan-jalan dengan sang ayah. Mampir toko jam. Ayahnya lama sekali melihat satu jenis jam tangan di toko itu. Balik lagi. Lihat lagi. Balik lagi. Lihat lagi.

Tung menyimpan dendam di dadanya. Ia pengin membelikan sang ayah jam yang itu. Menunggu ada uang.

Setelah tabungannya cukup, Tung ke toko jam itu. Ia beli arloji itu. Ia pun mengajak sang ayah jalan-jalan. Lewat toko itu lagi. Sang ayah tentu mampir lagi. Ingin melihat jam incarannya itu.

Kecewa. Jam yang ia suka sudah tiada.

Tung segera mengobati kekecewaan sang ayah. Ia keluarkan jam yang dimaksud dari sakunya. Ia serahkan jam itu ke ayahnya, di toko itu.

Kebahagiaan Tung di toko itu menghapus penderitaannya tidur di tempat tidur yang lebih pendek dari tubuhnya.

Salah satu bukti sukses Tung Desem ditandai dari rumah barunya. Yang besar. Mewah. Indah. Punya landasan helikopter di atapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News