Turki dan Teman yang Berseberangan

Oleh Dahlan Iskan

Turki dan Teman yang Berseberangan
Dahlan Iskan.

Media sosial mengalahkan persenjataan berat. Kudeta gagal.

Penangkapan pun dilakukan. Kepada yang terlibat kudeta. Kepada pendukungnya. Termasuk pastor itu. Dan Kiai Gulen.

Erdogan memberlakukan keadaan darurat. Media diberangus. Oposisi dilibas. Erdogan berjanji: akan mengembalikan demokrasi.

Hanya saja ia ingin melakukan perubahan mendasar. Tidak mau lagi sistem parlementer. Ia ingin pindah ke sistem presidensial. Yang lebih stabil.

Maka usulan perubahan pun  dirumuskan. Perubahan konstitusi. Untuk disetujui atau ditolak. Dalam sebuah referendum nasional. Yang dijadwalkan tahun 2017.

Usulan perubahan itu meliputi:
1. Dari parlementer ke presidensial.
2. Presiden lebih memiliki kekuasaan.
3. Presiden mengangkat hakim agung dan jaksa agung.
4. Anggota DPR dari 550 menjadi 600.

Dalam kartu suara hanya ada dua pilihan: evet atau hayir. Setuju atau menolak. Itulah referendum.

Rakyat diminta mencatatkan diri ke KPU. Ikut referendum. Yang mendaftar 58 juta orang. Dari total penduduk 80 juta. Hampir 100 persen penduduk dewasa ikut.

Di Indonesia nama Turki juga sangat harum. Sampai-sampai di PKS muncul 'aliran Turki'. Di samping aliran yang sudah ada: aliran Saudi dan aliran Mesir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News