Tutup Telinga

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tutup Telinga
Presiden Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

Para santri itu mirip dengan tiga monyet bijaksana yang mengamalkan ‘’See No Evil, Speak No Evil, Hear No Evil’’. Lebih baik tutup mulut, mata, dan telinga, daripada mendengar suara-suara nyinyir orang dungu, meminjam istilah Rocky Gerung.

Daripada mendengar suara-suara bohong yang tidak ada buktinya—misalnya uang Rp 11 ribu triliun--lebih baik tutup telinga rapat-rapat.

Presiden Jokowi yang menjadi sasaran parodi tutup telinga, sudah lama dianggap melakukan gerakan tutup telinga.

Ia, misalnya, dianggap tutup telinga terhadap tuntutan masyarakat yang memprotes pemecatan 57 penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bukan sekadar tutup telinga, Jokowi juga dianggap tutup mata dan tutup mulut, tidak bereaksi terhadap kasus itu. Apakah ini termasuk gerakan monyet bijaksana atau monyet plonga-plongo? Masyarakat bebas menilai dan berpendapat. It is a free country. Is it? (*)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Presiden Jokowi yang menjadi sasaran parodi tutup telinga, sudah lama dianggap melakukan gerakan tutup telinga.


Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News