Tutupi Serangan Keji, Rezim Syria Intimidasi Tim Medis

Tutupi Serangan Keji, Rezim Syria Intimidasi Tim Medis
Potongan video anak-anak yang diklaim sebagai korban serangan senjata kimia oleh rezim Bashar al Assad. Foto: AP

Direktur Union of Medical Care and Relief Organisations (UOSSM) Dr Ghanem Tayara mengatakan bahwa pemerintah Syria mengambil sampel-sampel yang mereka ambil setelah serangan. Mereka juga dipaksa meninggalkan para pasien dan diminta untuk tutup mulut.

Militer Syria juga mengancam dengan menyatakan bahwa keluarga para petugas medis itu berada dalam bahaya jika mereka membuat pernyataan terbuka terkait serangan tersebut.

”Ada begitu banyak pasukan keamanan pasca serangan dan mereka secara terang-terangan mengintimidasi para dokter dan petugas medis,” terang Tayara seperti dilansir The Guardian. Polisi militer Rusia di lokasi juga banyak.

Selang beberapa jam setelah serangan yang diduga memakai bahan kimia itu, Jaish al Islam yang berkuasa di Douma memang sepakat untuk keluar dari kota tersebut. Karena itu, pasukan Syria dengan mudah masuk dan berada di lokasi.

Intimidasi pasukan keamanan Syria itu kian meningkat lima hari belakangan menjelang kedatangan OPCW.

Kecuali Tayara, semua petugas medis yang memberikan pernyataan meminta nama mereka tak disebut karena takut ancaman militer Syria akan menjadi kenyataan.

”Semua petugas medis yang meninggalkan Douma digeledah untuk mencari sampel,” terang Tayara yang kini telah berada di Turki.

Tujuh sampel diambil oleh militer Syria. Telepon genggam para petugas medis juga dicek satu per satu untuk memastikan tidak ada panggilan atau pesan yang bertujuan memberikan informasi ke luar.

Pengumpulan bukti serangan senjata kimia di Syria kian sulit. Rezim Presiden Bahsar Al Assad tidak membiarkan mereka bekerja dengan tenang

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News