Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas

Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas
PUAS TAK TERHINGGA: Achmad Nuril Mahyudin menunjukkan karya workshop konfeksi miliknya yang banyak dipesan kampus luar negeri. (Foto: Dokumentasi Achmad Nuril)

Lukisan Nuril memang diakui sejumlah pemerhati seni memiliki kelebihan tersendiri. Kepada koran ini Nuril sempat menunjukkan beberapa dokumentasi pameran yang pernah dilakoninya. Termasuk testimoni dari sejumlah pejabat negara. Salah satunya mantan Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad.

Dia menilai karya Nuril bagian dari seni intelektual yang tinggi dan layak mendapatkan tempat di peta seni lukis nasional. Lukisan kaligrafi Nuril juga pernah dipajang di ruang peristirahatan presiden di Lemhanas Eksekutif. Lukisan itu kini dibanderol Nuril USD 185 ribu.

Karya-karya Nuril tersebut sekarang masih tersimpan di sebuah tempat yang dia rahasiakan. Dia sempat menunjukkan foto yang memuat gambar detail lukisannya. Sepintas karya Nuril terlihat kental akan nuansa abstrak, namun juga impresionis. Nuril mengakui bahwa goresannya menyerupai sentuhan master pelukis asal Belanda Vincent van Gogh.

”Tapi, saya merasa memiliki kelebihan dalam sentuhan cat yang bisa menimbulkan bentuk tiga dimensi,” ujarnya. Nuril menamai aliran lukisannya itu Wet Positive Abstract of Nurielist.

Hasil menjual lukisan Nuril jadikan modal bisnis konfeksi. Sampai kini Nuril pun tetap menjual lukisannya, namun dalam bentuk replika. Sebab, dia trauma waktu menjual lukisan asli dengan menggandeng pihak perantara penjual lukisan, kerja sama itu berantakan.

Untuk meningkatkan nilai jual, lukisan replika tersebut dijual dalam ukuran besar dan dengan desain bingkai yang menawan. ”Saya menjual replika untuk kegiatan kemanusiaan yang selama ini saya gagas bertahun-tahun,” ungkapnya.

Sampai sekarang dia memang masih aktif blusukan ke sejumlah pelosok desa untuk melakukan kegiatan sosial tanpa embel-embel lembaga mana pun.

Sebelum Zaki meninggal, biasanya Nuril memasrahkan bisnis konfeksinya ke sahabatnya tersebut. Nuril biasanya pergi ke desa terpencil yang sudah dipantau dalam waktu dua minggu sampai satu bulan. Di sana dia memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa sekitar.

ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News