UE Ragukan 1,5 Juta Suara di Aghanistan

UE Ragukan 1,5 Juta Suara di Aghanistan
HITUNG - Sejumlah wanita petugas pemilu Afghanistan saat melakukan proses penghitungan suara. Foto: Allvoices.com.
KABUL - Masalah dalam pelaksanaan pemilu presiden di Afghanistan bulan lalu, sejauh ini masih saja mengemuka. Sejumlah pengamat pemilu dari Uni Eropa (UE) misalnya, seperti diberitakan CNN, Rabu (16/9), menyatakan meyakini bahwa sekitar 1,5 juta suara dari pemilihan itu mencurigakan.

Berdasarkan data lembaga bernama Misi Pengamatan Pemilu UE itu, dari jumlah suara yang dicurigai itu, sebanyak 1,1 juta di antaranya tercatat adalah untuk presiden incumbent Hamid Karzai. Sementara disebutkan juga, 300 ribu suara lainnya 'diberikan' untuk saingan Karzai, Abdullah Abdullah, serta sisanya untuk Ramazan Bashardost, kandidat presiden lainnya.

Pemilu tanggal 20 Agustus lalu itu memang telah banyak menuai tuduhan penipuan. Antara lain dikatakan, lebih dari 200 ribu suara telah (sengaja) dibuang, termasuk sebanyak 29 ribu suara 'pesaing' di beberapa wilayah Afghanistan - seperti Paktika, Ghazni dan Kandahar - yang dikenal sebagai basis suara bagi Karzai.

Sementara, berdasarkan hasil sementara yang telah dikeluarkan oleh panitia pemilihan, akhir pekan lalu, Karzai agaknya memang masih memimpin cukup jauh. Karzai sendiri membutuhkan setidaknya 50 persen dari total suara untuk bisa memastikan kemenangan di putaran pertama. Hasil itu sendiri belum akan diresmikan hingga investigasi kecurangan pemilu diselesaikan oleh Komisi Komplain Pemilu, lembaga yang sejauh ini sudah menerima banyak pengaduan. (ito/JPNN)

KABUL - Masalah dalam pelaksanaan pemilu presiden di Afghanistan bulan lalu, sejauh ini masih saja mengemuka. Sejumlah pengamat pemilu dari Uni Eropa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News