Ujaran Kebencian Makin Gila, Bayi Baru Lahir Pun Jadi Target

Ujaran Kebencian Makin Gila, Bayi Baru Lahir Pun Jadi Target
Asel, bayi pertama yang lahir di tahun baru 2018 disambut ujian kebencian oleh para rasis dan kalagan antimuslim. Foto: KAV/Votava/The New York Times

Di akun Twitter-nya, Storch menyebut pria muslim adalah barbar yang senang memerkosa ramai-ramai. Akun Twitter dan Facebook-nya akhirnya diblokir.

Ujaran kebencian memang sulit dihentikan. Sebab, partai-partai dengan paham ekstrem, politikus, dan para pendukungnya getol menggunakan medsos untuk menyebarkan pesan-pesan berbau rasisme dan intoleransi. Storch hanyalah salah satu contoh kecil.

Tak semua senang dengan usaha Jerman meloloskan UU anti ujaran kebencian itu. Beberapa menganggap UU hal tersebut sebagai alat untuk membungkam oposisi.

Mereka tidak bisa lagi nyinyir ke pemerintah dan jajarannya. Akun Twitter majalah satire The Titanic yang memarodikan pernyataan Storch ikut diblokir.

”Perusahaan swasta berbasis di AS memiliki kuasa untuk memutuskan batas-batas kebebasan pers dan opini di Jerman,” ujar Pemimpin Asosiasi Jurnalis Jerman (DVJ) Frank Ueberall menanggapi pemblokiran akun The Titanic.

Kanada yang menjadi surga para imigran dan pengungsi mengalami hal serupa. Perusahaan marketing media Cision mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan ujaran kebencian dan intoleransi 600 persen pada November 2015–November 2016.

Tagar #banmuslims, #whitegenocide, dan #whitepower kerap dipakai di media sosial. Hingga saat ini pemerintah Kanada belum memiliki rencana untuk menerapkan UU yang sama dengan Jerman. Mau jadi apa dunia kita? (sha/c10/dos)


Bayi pertama yang lahir di Wina, Austira pada 2018 disambut ujaran kebencian dari para rasis dan kelompok anti-muslim


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News