UMKM Dapat Berkah Selama Pandemi, Harus Terus Digencarkan

Diskusi mengangkat thema 'Strategi Produk UMKM Dalam Menembus Pasar Global di Masa Pandemi'.
Pembicara lain yang merupakan pengamat kebijakan publik Agus Muharram menyebut, meskipun jumlah UMKM sangat besar, namun kontribusinya terhadap ekspor sangat rendah hanya 14 persen.
Ia membandingkan dengan Singapura yang mencapai 41 persen, Malaysia 18 persen, Thailand 29 persen, atau Jepang yang mencapai 25 persen.
Hal ini, lanjut Agus, bukan saja karena masalah kualitas produk atau masalah marketing. Namun karena rendahnya tingkat kemitraan pelaku UMKM.
"93 persen UMKM tidak melakukan kemitraan. Padahal kemitraan diperlukan tidak saja untuk menekan biaya produksi, tetapi juga untuk memperluas akses ke pasar global," katanya.
Mantan pejabat Kemenkop UKM ini menilai, kebijakan pemerintah terhadap UMKM sudah tepat.
Tinggal bagaimana UMKM memanfaatkannya untuk memperkuat kualitas produk, agar dapat menembus pasar ekspor.
Pembicara dari Sucofindo Soleh Rusyadi Maryam menyebut, ada 20 negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor pangan olahan, hasil perkebunan, olahan hasil hutan, furnitur, kerajinan, perhiasan, hasil tenun rayat dan sejumlah produk sejenis lain.
UMKM dapat berkah selama pandemi COVID-19, harus terus digencarkan agar 64 juta usaha mikro, kecil, menengah di Indonesia dapat berkembang pesat.
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Telkom Siap Gelar Digiland 2025 Seusai dapat Dukungan dari Gubernur DKI Jakarta
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Bea Cukai Dukung UMKM di Bekasi dan Makassar Tembus Pasar Ekspor Lewat Kegiatan Ini
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah