Uni Fahira sebut Situs Skandal Sandiaga Melecehkan Polisi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komite I DPD Fahira Idris meminta Polri mengungkap operator dan dalang di balik situs yang berisi fitnah atau hoaks terhadap calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Meskipun, situs tersebut sudah ditakedown, respons cepat dan pengusutan secara proporsional penting agar kampanye Pilpres 2019 berlangsung sejuk.
Menurut Fahira, proporsionalitas termasuk kecepatan mengungkap pelaku penyebar hoaks yang menyasar capres dan cawapres, menjadi salah satu prasyarat agar kampanye Pilpres 2019 berlangsung sejuk, mengembirakan, ajang pendidikan politik yang baik bagi rakyat.
“Operator dan ‘otak’ dari penyebar fitnah lewat situs abal-abal kepada cawapres Sandiaga Uno harus segera terungkap," kata Fahira, Jumat (28/9) di gedung DPR, Jakarta.
Senator dari DKI Jakarta itu mengatakan jika tidak cepat terungkap, kampanye pilpres akan suram karena didominasi oleh kampanye hitam.
"Saya yakin situs-situs hoaks seperti ini akan jadi ‘jamur di musim hujan’ jika kepolisian tidak cepat menangkap pelakunya,” ungkapnya.
Menurut Fahira, munculnya situs hoaks yang memfitnah pribadi Sandiaga adalah pelecehan terhadap institusi penegak hukum. Situs hoaks ini seakan ‘menantang’ Polri yang sebelum kampanye pilpres berlangsung sudah memberi peringatan keras kepada siapa saja untuk jangan coba-coba menyebar hoaks dan ujaran kebencian.
“Kalau sudah buat situs khusus, artinya mereka terorganisir dan ada penyandang dananya," katanya.
Wakil Ketua Komite I DPD Fahira Idris meminta Polri mengungkap operator di balik hoaks terhadap calon wakil presiden Sandiaga Uno
- PUI Nilai Polri Sukses Mengamankan Arus Mudik Lebaran
- Inilah Sosok yang Ditangkap Densus 88 di Palu
- Lemkapi Nilai Kinerja Antarpihak dalam Mengelola Arus Mudik dan Balik Sukses
- Polri Gali Makam Korban Pembunuhan oleh Oknum TNI AL
- 5 Berita Terpopuler: Tolong Serius Menindaklanjuti Pengangkatan Honorer jadi PPPK, Jangan Dibenturkan, Waspada
- 5 Berita Terpopuler: Buntut Bentrok TNI AL & Brimob, 2 Jenderal Minta Maaf, 6 Polisi & 4 Tentara Luka-Luka