Universitas Australia Siapkan Akomodasi untuk Karantina Pelajar Internasional

Universitas Australia Siapkan Akomodasi untuk Karantina Pelajar Internasional
Mahasiswa internasional yang baru datang di Sydney harus tinggal di akomodasi kampus selama dua minggu milik University of Sydney. (AAP Image/Paul Miller)

Universitas di Australia sedang mempersiapkan diri dengan kemungkinan kedatangan mahasiswa internasional dari negara di mana virus corona sudah menjangkit banyak warga, termasuk China.

  • Mahasiswa dari daerah wabah harus mengisolasi diri selama 2 minggu sesampainya di Australia
  • University of Sydney sudah kirim email agar mahasiswa yang sekarang tinggal di sana untuk pindah
  • Sejumlah mahasiswa baru mengatakan pemindahan ini akan 'sangat mengganggu'

 

Persiapan ini dilakukan jika seandainya Australia akan mencabut larangan masuk ke negaranya, yang sekarang diberlakukan bagi mereka yang berasal dari China, Iran, dan Korea Selatan.

University of Sydney, salah satu universitas terbesar di Australia, sudah memutuskan untuk menggunakan apartemen di salah satu kampusnya yang bisa digunakan sebagai tempat karantina jika mahasiswa dari tiga negara ini datang, setelah larang dicabut.

Mahasiswa yang sekarang tinggal di sana sudah diberitahu untuk mengosongkan gedung dalam waktu 48 jam, karena unit di dalam apartemen tersebut akan digunakan untuk mahasiswa internasional yang tiba di Sydney.

Para mahasiswa yang baru tinggal selama 4 minggu dari masa sewa selama 48 minggu akan dipindahkan ke akomodasi lain milik universitas selama delapan minggu.

Universitas akan menanggung biaya pemindahan dan juga menurunkan tarif sewa ketika mereka dipindahkan sementara.

"Siap-siaplah dengan barang-barang anda sesegera mungkin, untuk siap untuk dipindahkan," seperti yang dinyatakan dalam email yang dikirim kepada mahasiswa penghuni apartemen tersebut.

Universitas di Australia sedang mempersiapkan diri dengan kemungkinan kedatangan mahasiswa internasional dari negara di mana virus corona sudah menjangkit banyak warga, termasuk China

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News