Universitas di Tiongkok Didesak Segera Terbitkan Ijazah Mahasiswa Indonesia

Universitas di Tiongkok Didesak Segera Terbitkan Ijazah Mahasiswa Indonesia
Para mahasiswi Indonesia yang mayoritas berprofesi sebagai buruh migran saat menjalani prosesi wisuda sarjana S1 Saint Mary University di dalam kapal pesiar yang bersandar di Hong Kong, Minggu (22/9) Foto: ANTARA/KBRI Beijing

Dalam satu program pendidikan sarjana S1, Saint Mary University mewajibkan mahasiswanya menyelesaikan 188 SKS. Padahal perguruan-perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Terbuka yang menyelenggarakan pendidikan S1 bagi warga negara Indonesia di luar negeri hanya menetapkan 144 SKS.

Oleh sebab perbedaan jumlah SKS yang cukup signifikan tersebut menjadikan Saint Mary University tidak masuk dalam daftar akreditasi kampus luar negeri di Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi RI.Menanggapi perbedaan jumlah SKS tersebut, perwakilan rektorat di Hong Kong berargumentasi bahwa pihaknya menyesuaikan standar pendidikan S1 di Filipina.

Para mahasiswi Indonesia yang melanjutkan jenjang pendidikan S1 di Saint Mary University itu merupakan lulusan program kelompok belajar paket C dari salah satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang dikelola warga negara Indonesia di Hong Kong.

"KBRI dan KJRI menghadiri kegiatan (wisuda) itu untuk menyisir masalah-masalah lama yang belum tuntas. Kalau kami tidak hadir akan jadi masalah karena anak-anak dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Denngan hadir, kami bisa mendesak rektornya agar menerbitkan ijazah para mahasiswa kita karena banyak mereka yang sudah pulang ke Indonesia tapi belum mendapatkan ijazah," kata Yaya. (ant/dil/jpnn)

Kedutaan Besar RI di Beijing, Tiongkok, mendesak pihak Saint Mary University yang beroperasi di Hong Kong segera memberikan ijazah dan transkrip nilai para mahasiswa Indonesia


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News