Universitas Terbuka Jadi Host AHEC Communique, Angkat Mitigasi Perubahan Iklim

Universitas Terbuka Jadi Host AHEC Communique, Angkat Mitigasi Perubahan Iklim
Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA -Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepulauan Riau — Indonesia memaparkan materi berjudul "Government role in mitigating rising sea level: Insight from higher education community".  Foto tangkapan layar akun Universitas Terbuka TV di YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) dipercaya menjadi host ASEAN Higher Education Conference (AHEC) Communique Webinar Series #7.

Terpilihnya UT karena melihat trackrecord-nya sebagai sebagai salah satu perguruan tinggi terbuka jarak jauh (PTTJJ) terbaik di level dunia.

AHEC Communique Webinar Series #7 ini mengambil topik mitigasi perubahan Iklim. Fokus isu pada topik ini adalah pendidikan mitigasi bencana alam, ketahanan lingkungan pesisir, teknologi mitigasi bencana alam, dan pengelolaan bahaya bencana alam.

Tercatat lima host dari AHEC Communique Webinar Series #7 yaitu Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA -Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepulauan Riau — Indonesia dengan judul "Government role in mitigating rising sea level: Insight from higher education community". 

Kemudian, Menteri Pembangunan Brunei Darussalam Yang Terhormat Dato Seri Setia Awang Haji Muhammad Juanda Bin Haji Abdul Rasyid, Prof. Pongruk Sribanditmongkol, M.D., Ph.D. - (Presiden Universitas Chiang Mai Thailand ).Rektor Universitas Studi Komputer, Yangon Myanmar Dr. Mie Mie Khin dan Dr. Bandung Sahari, Executive Vice President for Sustainability of PT Astra Agro Lestary Tbk (Indonesia).

Kelima host kompak mengatakan mitigasi perubahan iklim sangat penting. Perubahan iklim adalah salah satu tantangan global paling mendesak yang dihadapi bangsa saat ini. 

Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepulauan Riau Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA mengungkapkan perubahan iklim mengacu pada perubahan iklim bumi dalam jangka panjang. Terutama karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan perubahan penggunaan lahan.

"Data dari sejumlah organisasi saintifik menunjukkan pola yang sama, yakni kenaikan muka air laut dan perubahan pada tanah, di mana kondisi tersebut dipicu aktivitas manusia dan perubahan iklim," ucapnya dalam AHEC Communique Webinar Series #7 yang dipantau lewat akun Universitas Terbuka TV di YouTube, Rabu (19/7).

Universitas Terbuka jadi Host di ajang AHEC Communique, angkat mitigasi perubahan iklim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News