Upaya Membawa Kebaya ke UNESCO
Selain itu, Ketua Pelaksana Kebaya berDansa, Vicky Hidayat mengatakan bahwa kebaya merupakan busana yang di pakai sehari-hari, sehingga penggunaan terhadap kebaya bukan sesuatu hal yang baru dilakukan.
"Kebaya sudah sangat melekat di kehidupan kita, bukan terjadi setahun atau dua tahun ini."
"Oleh karena itu, kami ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa berdansa dengan memakai kebaya adalah suatu hal yang bisa dilakukan dalam situasi apa pun dan kegiatan mana pun," imbuh Vicky.
Senada dengan FORBHIN, Ketua Umum ASKOMIK, Gatut Suryo mengibaratkan dansa dengan musik ibaratkan suami dengan istri, selalu berpasangan dan tidak mudah dilepaskan.
"ASKOMIK mendukung karena itu adalah sebuah satu kesatuan. Di sini melibatkan banyak sekali komunitas dansa dan musisi yang direpresentasikan dengan penggunaan kebaya", pungkas Gatut. (rdo/jpnn)
Dukungan untuk Gerakan Kebaya goes to UNESCO terus mengalir dari berbagai kalangan dan komunitas.
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha
- Pendidikan Inovatif: Lima Langkah Bersama UNESCO
- Candi Muarajambi Destinasi Edukasi yang Dilindungi Masyarakat, Pusat Peradaban
- Puncak Galanggang Arang: Tapak Tilas Kejayaan WTBOS
- Demi Bawa Dangdut ke Unesco, PAMMI Ganti Nama
- Budaya Jamu Diakui UNESCO, Rosita Berharap Minuman Rempah Makin Digemari
- 2024, Kemendikbudristek Targetkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO