Upaya Perampasan Partai Demokrat Pengaruhi Investasi

Upaya Perampasan Partai Demokrat Pengaruhi Investasi
Partai Demokrat. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dampak dari upaya kekuatan eksternal untuk merampas Partai Demokrat (power grab) secara sewenang-wenang dan kecenderungan pembiaran oleh otoritas yang berkuasa, mulai terasa di bidang keuangan. Hal ini tercermin dalam indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan.

Jika ini dibiarkan, akan menjadi preseden buruk dan memunculkan persepsi bahwa perampasan oleh kekuasaan bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan bersikap adil menggunakan landasan hukum dan bukan mencari-cari justifikasi politik.

Demikian benang merah Webinar Proklamasi Democracy Forum (PDF) seri ke-11 yang menghadirkan ahli sosio-teknologi Prof. Sulfikar Amir, dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura, pelaku pasar modal David Sutyanto, analis politik Syarwi Pangi Chaniago, mantan wartawan senior Syahrial Nasution dan Kabalitbang DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo (8/3). Webinar ini dipandu oleh Sekretaris Balitbang PD Muslim Andri.

Bagi Profesor Sulfikar Amir, demokrasi adalah rules of the games di antara para pelakunya, bukan abstrak.

Oleh karena itu, kualitas demokrasi bergantung pada kualitas partai-partai politik sebagai aktor utama.

Profesor ahli sosio-teknologi ini mengingatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial tergantung pada kualitas demokrasi dan karenanya pada kualitas partai politik.

Dia cemas melihat upaya perampasan kepemimpinan Partai Demokrat. “Dalam agraria, dikenal land grab, atau perampasan tanah oleh pihak yang berkuasa,” kata Prof.

Lebih lanjur, Sulfikar mengatakan “Dalam politik, ini menjadi power grab, salah satu ciri negara otoriter. Apalagi ada indikasi ini dilakukan secara terorganisasi.”

Dampak dari upaya kekuatan eksternal untuk merampas Partai Demokrat (power grab) secara sewenang-wenang dan kecenderungan pembiaran oleh otoritas yang berkuasa, mulai terasa di bidang keuangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News